AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bulan depan, prototipe jet tempur genrasi 4,5 KF-X akan diluncurkan oleh Korea Aerospace Industries. Lalu bagaimana keberadaan Indonesia dalam proyek ini?
Melansir pemberitaan newspim.com, proyek KF-X tetap pada jalurnya meskipun Indonesia keluar.
Berikut salinannya:
Pemerintah Korea Selatan telah secara resmi mengakui bahwa program KF-X (Korean Fighter) tetap berjalan dan tidak akan terpengaruh jika Indonesia keluar dari program tersebut.
Pemerintah Indonesia diwajibkan untuk membayar 20% bagiannya dari program KF-X/IF-X, tetapi telah gagal melakukan pembayaran sejak Januari 2019. Indonesia saat ini telah membayar sekitar $ 201,4 juta dari komitmen $ 1,51 miliar.
Indonesia baru saja mengumumkan keinginan untuk membeli F-15EX atau Rafale, tetapi pemerintah Korea mengklarifikasi bahwa tidak ada hubungan langsung antara partisipasi Indonesia di KF-X.
Keinginan Indonesia untuk mengakuisisi pesawat baru seperti F-15EX dan Rafale tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak, sedangkan KF-X/IF-X untuk kebutuhan jangka panjang.
Meski demikian, pemerintah Korea menambahkan bahwa penghapusan Indonesia dari program KF-X tidak akan berdampak negatif untuk kelanjutan proyek jet tempur multi-role generasi 4,5 ini.
Kesimpulannya:
1. Telah dikonfirmasi secara resmi bahwa jika Indonesia keluar program, tidak akan mempengaruhi proyeksi biaya unit KF-X saat ini, yang dihitung berdasarkan 120 pesawat yang pada awalnya dipesan oleh Angkatan Udara Republik Korea. Itu belum termasuk 48 pesawat yang dipesan Indonesia untuk TNI AU.
2. Indonesia tidak dapat mengklaim kembali $ 201,4 juta yang dibayarkan kepada Korea Selatan jika keluar dari program. Sesuai perjanjian bilateral, jika Indonesia melewatkan lebih dari dua pembayaran, Indonesia tidak berhak atas dana yang telah disediakan tersebut.
3. Menurut sumber lain (KAI), beberapa komponen KF-X yang semula dimaksudkan untuk diproduksi di Indonesia telah disiapkan untuk diproduksi di Korea Selatan. Ini dilaporkan mulai berlaku setelah Indonesia mulai menunda pembayaran. Dengan demikian, tidak akan ada penundaan produksi KF-X jika Indonesia memang keluar dari program.
4. Namun, akan bermanfaat bagi hubungan bilateral kedua negara dan biaya program secara keseluruhan jika Indonesia tetap berada dalam program KF-X.
Namun, pemerintah Korea Selatan tidak terburu-buru untuk menekan Indonesia karena program KF-X akan terus berjalan lancar dengan atau tanpa mereka. Indonesia akan memperoleh keuntungan semakin sedikit jika semakin lama penundaan pembayaran.
Rangga Baswara Sawiyya
Ibarat orang pacaran yg sudah “ill feel”, kalo salah satunya udah ngucap siap bubaran…….lantas tunggu apa lagi 🏃💨💨💨💨
Mubajir duit udh masuk, tapi ngga di lanjutkan. Padahal ini sangat bermanfaat untuk kemandirian yg selalu didengung dengungkan pemerintah.
Takutnya kalau diteruskan malah mubazir. Kalau lihat berita, banyak komponen yg buatan luar negeri. Beberapa komponen dikasih lisensi produksi ke Korea Selatan, tetapi tidak menyebut Indonesia sama sekali.
Komponen yg dikembangkan sendiri oleh Korea Selatan sendiri, sebagian besar bukan bagian dari portofolio PTDI, jadi jika BUMN yg dikontrak hanya PTDI, kemungkinan besar kita tidak bisa bikin.
silahkan depak dan gk perlu korsel banyak bacot’ terlalu bodoh bila indonesia mengatakan mundur tp jg tidak akan mengatakan lanjut bila renegoisasi tidak menemukan titik yg memuaskan bagi indonesia, kalau korsel yg depak berarti korsel harus mengembalikan semua uang indonesia yg masuk dan indonesia berhak mengembangkan ifx sendiri,,presiden jokowi tak perlu datang kesana karena belum ada deal renegoisasi, jangan mau di dikte karena kita jg punya ilmu dan bisa menyetop hubungan korsel memulangkan duta besarnya sebab apa yg dilakukan korsel adalah penipuan yg menginjak injak sebuah kepercayaan persahabatan’ kalau mau jd musuh ya udah jd kan aja musuh sekalian, kita liat apa ekonomi korsel bisa lebih baik tanpa pasar indonesia.
Udah Putusin Aja
Sesuai Instuksi Bpk Pleciden terbaru untuk membenci ploduk luar
1000%. Indonesia bs bikin pespur sendiri tanpa bantuan siapapun
Cintailah ploduk Indonesia