AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Negara di Asia telah memesan drone Hermes 900 dari Elbit Systems yang berbasis di Haifa, Israel. Kontrak pengadaan pesawat tanpa awak senilai 300 juta dolar AS (USD) ini telah diterima oleh Elbit Systems dan diumumkan perusahaan pada 2 Maret 2021.
Kontrak pengadaan Hermes 900 akan dilaksanakan selama lima tahun.
Selain menyerahkan drone Hermes 900, Elbit Systems juga akan menyediakan sub-sistem, layanan pemeliharaan, dan dukungannya.
Hingga saat ini, Hermes 900 UAS (Unmanned Aerial System) telah dipilih oleh 12 negara.
Perusahaan menerangkan, Hermes 900 memiliki keunggulan dengan menggabungkan kecanggihan teknologi, keandalan, arsitektur terbuka, dan jalur pertumbuhan yang solid.
Drone ini memiliki kemampuan multi-muatan dengan kapasitas angkut sebesar 350 kg.
Hermes 900 mampu melakukan misi untuk dominasi wilayah dan ISTAR (intelijen, pengawasan, akuisisi target, dan pengintaian).
UAS ini juga dapat digunakan untuk dukungan darat, misi patroli maritim, dan operasi multi-platform terintegrasi.
Penerus Hermes 450
Hermes 900 merupakan jenis dron MALE (medium-altitude, long-endurance). Drone ini adalah penerus drone taktis sebelumnya Hermes 450 yang sukses di pasaran.
Perusahaan menerangkan, Hermes 900 mampu bertahan di udara selama 30 jam dan terbang hingga ketinggian maksimum 30.000 kaki. Drone ini dapat menjalankan peran pengintaian dan relai komunikasi.
Drone dengan bobot 970 kg dilengkapi sensor elektro-optik atau inframerah, radar apertur sintetis, perangkat perang elektronik, sistem komunikasi, dan lainnya.
Hermes 900 telah digunakan oleh Israel dalam Operation Protective Edge pada Juli 2014.
Azerbaijan merupakan salah satu negara yang telah membeli drone ini pada Agustus 2017 sebanyak 15 unit.
Filipina merupakan negara di Asia yang juga telah menerima tiga Hermes 900 dan satu Hermes 450. Manila membeli 9 Hermes 900 dan 4 Hermes 450 dari Israel.
Roni Sontani