AIRSPACE-REVIEW (airspace-review.com) – Atas restru dari Presiden AS yang baru Joe Biden, jet-jet tempur 15E Strike Eagle milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) telah melancarkan serangan terhadap sasaran di Suriah.
Dua F-15E melakukan serangan pada 25 Februari terhadap infrastruktur yang digunakan oleh kelompok milisi pro Iran di Suriah. Serangan udara dilaksanakan menggunakan amunisi berpemandu presisi di sebuah wilayah perbatasan.
Juru Bicara Departemen Pertahanan John Kirby melalui pernyataan resmi pada 25 Februari 2021 mengatakan, sedikitnya 11 fasilitas di dekat perbatasan Abu Kamal Irak hancur akibat serangan pagi hari itu.
Fasilitas-fasilitas itu digunakan sebagai “titik kontrol” para milisi yang biasa membawa senjata dan pejuang ke Irak.
Serangan oleh jet-jet F-15E dilakukan AS sebagai balasan atas serangan roket pada 16 Februari terhadap lokasi operasi AS dan target lain di dekat Bandara Internasional Erbil di Kurdistan Irak. Serangan oleh kelompok milis itu telah menewaskan seorang kontraktor non-Amerika dan melukai seorang anggota lainnya dari layanan AS.
Kirby menyebut, serangan oleh F-15E merupakan serangan udara pertama yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden. Serangan ini secara hukum dibenarkan oleh Pasal II Konstitusi AS dan oleh Pasal 51 Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak membela diri.
Ditambahkan, serangan udara itu memiliki dua tujuan. Pertama untuk melumpuhkan kekuatan kelompok milisi yang berencana melakukan serangan di masa depan. Kedua untuk melindungi rakyat dan kepentingan Amerika Serikat.
Sebelum melakukan serangan, intelijen-intelijen AS dikabarkan telah memetakan sasaran tembak. Serangan dilakukan oleh AS di wilayah Suriah dan tidak melibatkan pasukan Irak. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengklaim, serangan udara oleh F-15E telah menewaskan 22 orang milisi.
Atas persetujuan Kongres
Menanggapi hasil serangan, Kirby mengatakan pihaknya memiliki perincian awal tentang korban di lokasi.
“Kami memiliki perincian awal tentang korban di lokasi, tetapi saya tidak dapat membahas perincian tambahan saat ini karena penilaian kerusakan pertempuran kami masih berlangsung berlangsung,” ujarnya saat itu.
Ia menambahkan, AS telah melakukan langkah-langkah diplomatik termasuk konsultasi dengan mitra koalisi dan memberi tahu pimpinan Kongres sebelum melaksanakan penyerangan.
“Seperti yang telah kami jelaskan tadi malam dan, menurut saya, melalui perintah Presiden Biden, dia menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan koalisi serta kepentingan keamanan kami di kawasan itu,” ujarnya seraya menambahkan bahwa target-target tersebut dipilih dengan hati-hati.
“Ini benar-benar serangan defensif yang dimaksudkan untuk membantu melindungi… pasukan Amerika dan mitra koalisi.”
F-15E Strike Eagle merupakan pesawat tempur multiperan berkursi tandem yang dirancang untuk melakukan misi udara ke udara dan udara ke darat. Sistem avionik dan elektronik pada pesawat ini memungkinkan F-15E untuk bertarung di ketinggian rendah pada siang maupun malam hari dalam segala cuaca.
Roni Sont