SkyKnight, rudal pertahanan udara pertama buatan Uni Emirat Arab

WAM

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – IDEX-2021 pada 21-25 Februari di Abu Dhabi menjadi ajang bagi Uni Emirat Arab untuk memperlihatkan kepada publik rudal pertahanan udara pertama buatan negeri itu, SkyKnight.

Melalui debut di pameran ini, UEA ingin memperlihatkan kemajuan negeri petro dolar ini di bidang pengembangan persenjataan. UEA berkeinginan suatu saat menjadi negara berdaulat dalam membangun sistem pertahanan udaranya.

SkyKnight dikembangkan oleh HALCON, perusahaan dalam naungan Edge Group. Rudal ini dirancang dan diproduksi secara lokal dengan kemampuan menghancurkan senjata artileri seperti roket maupun mortir, drone, helikopter, maupun sayap tetap sejauh 10 km.

CEO HALCON Saeed Al Mansoori seperti diberitakan Khaleej Times mengatakan, Edge Group telah mengembangkan sistem pertahanan udara jarak pendek seperti halnya Rheinmetall AG yang berbasis di Jerman. Perusahaan itu mencari rudal untuk menjadi bagian dari sistem pertahanan udara Skynex.

“Kami tetap terbuka untuk kerja sama yang saling menguntungkan. Kami senang bekerja sama dengan Rheinmetall,” ujar Mansoori.

Ia sekaligus mengatakan bahwa para pemikir Emirat yang berbakat telah bergabung dan menjadi bagian dari proyek tersebut.

Ketertarikan Rheinmetall untuk menggunakan rudal SkyKnight buatan HALCON, lanjut Mansoori, merupakan suatu kepercayaan yang sangat besar dan prospektif.

Ia memastikan, manajemen eksekutif Edge Group akan mendukung tim HALCON untuk melanjuikan upaya pengembangan rudal perintis UEA ini.

Faisal Al Bannai, CEO dan Managing Director Edge Group menyatakan, kolaborasi Halcon dengan Rheinmetall merupakan pesan kepada pemain lain tentang potensi upaya bersama di masa depan.

“SkyKnight adalah yang pertama di UEA, tetapi tidak akan menjadi rudal pertahanan udara terakhir yang dikembangkan oleh Halcon. Kami senang bekerja sama dengan Rheinmetall, pemain terkemuka di industri pertahanan, untuk bersama-sama menawarkan solusi C-RAM paling canggih dan komprehensif di dunia dengan memanfaatkan rudal SkyKnight dan solusi Skynex dari Rheinmetall,” ujar Al Bannai.

Sistem pertahanan udara Oerlikon Skynex terdiri dari node kontrol Oerlikon Skynex, Unit Multi-sensor (MSU) yang menampilkan radar multi-mode aktif (AMMR), beberapa senjata revolver RG Mk3 35 mm, rudal Halcon SkyKnight C-RAM, dan peluncur rudal, masing-masing di antaranya memiliki kapasitas 60 rudal.

Rudal C-RAM mampu melacak dan menetralkan banyak target multi-arah. Sistem Oerlikon Skynex diangkut dan maupun menggunakan platform kendaraan bergerak. Sistem ini juga dapat dipasang secara tetap di wahana darat maupun laut.

Rudal Antikapal HAS-250

Sementara itu di tempat yang sama seperti diberitakan Arabian Aerospace, Halcon juga sedang mengembangkan rudal berpemandu presisi, HALCON Anti-Ship HAS-250.

Rudal ini yang dikembangkan di UEA ini merupakan rudal permukaan-ke-permukaan yang mampu terbang dengan kecepatan hingga 0,8 Mach dan menjangkau jarak lebih dari 250 Km.

Selama fase terminalnya, rudal HAS-250 dapat terbang menuju targetnya pada ketinggian skimming di bawah 5 m.

HAS-250 Halcon Antiship MissileHALCON

Rudal HAS-250 mengginakan sistem sistem Satelit Navigasi Global dan Sistem Navigasi Inersia (GNSS + INS) untuk penargetan akurasi tinggi. Rudak ini juga  dilengkapi dengan pencari terminal aktif / pasif dan radio altimeter.

Al Mansoori mengatakan, HAS-250 merupakan kemajuan teknologi UEA untuk melengkapi pasukan angkatan laut dengan sistem rudal jelajah berperforma tertinggi.

Senjata ini akan membantu sistem pertahanan aktif jalur perairan UEA sekaligus membangun reputasi EDGE yang berkembang karena berani, gesit, dan mengganggu (disruptive)

Roni Sont

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *