AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dari China dilaporkan, Komando Militer PLA Xinjiang telah dilengkapi helikopter terbaru Z-20. Heli dengan kemampuan terbang di dataran tinggi ini akan ditugaskan untuk menjaga wilayah perbatasan barat dengan India.
Para pengamat menyatakan, heli Z-20 terbaru tampaknya telah menggunakan mesin baru yang dapat mendongkrak kinerja dan daya tahannya.
Sementara itu, para pasukan komando Tiongkok berjanji akan menjaga perbatasan barat China usai melaksanakan latihan perang menggunakan helikopter di atas Pangong Tso di Garis Kontrol Aktual (LAC).
Helikopter terbaru Z-20 akan melengkapi armada heli yang sudah ada, yaitu Z-10 dan Mi-171. Kehadiran Z20 di Komando Militer PLA Xinjiang dipastikan melalui tayangan di Televisi Pusat China (CCTV).
CCTV melaporkan, brigade helikopter itu dijuluki Tianshan Eagles. Mereka bertanggung jawab untuk mempertahankan hampir 7.000 kilometer garis perbatasan barat China. Mulai dari pegunungan bersalju hingga kawasan gurun.
Heli Z-20 melakukan debut publiknya dalam Parade Militer Hari Nasional pada 1 Oktober 2019 di Beijing.
Mesin dan baling-baling heli ini dikembangkan di dalam negeri dengan teknologi anti-icing dan de-icing yang memungkinkannya terbang di dataran tinggi dan bersuhu sangat dingin.
Menurut pabrik pembuatnya, Harbin Aircraft Industry Group (HAIC) bagian dari Aviation Industry Corp of China (AVIC), heli ini telah menjalani modifikasi yang memungkinkan kinerjanya lebih baik.
Z-20 tebang perdana pada 23 Desember 2013 dan mulai digunakan pada 1 Oktober 2019.
Sejumlah sumber menyebut, heli ini merupakan salinan China dari heli UH-60/S-70 Black Hawk buatan Sikorsky, Amerika Serikat. Maka, heli ini sering disebut dengan pelesetan “Copyhawk”.
Meski demikian, terdapat beberapa perbedaan dari keduanya. Yang paling mencolok adalah penggunaan baling-baling utama lima bilah pada Z-20, sedangkan pada UH-60/S-70 hanya empat bilah.
Roni Sont