AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Twin Engine Deck Base Fighter (TEDBF) merupakan rancangan pesawat tempur berbasis kapal induk. Pesawat ini dirancang oleh Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) dan Badan Pengembangan Aeronautika (ADA) India.
TEDBF, bila program ini jalan, maka akan diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL) yang menjadi industri kedirgantaraan kebanggaan India.
Merujuk keterangan Kementerian Pertahanan India yang dirilis tahun lalu, sedikitnya dibutuhkan 57 pesawat tempur baru berbasis di kapal induk untuk menggantikan armada MiG-29K.
Armada pesawat tersebut harus tersedia dalam layanan Angkatan Laut India (IN) tahun 2032 atau selambat-lambatnya pada 2034.
Nantinya armada TEDBF akan ditempatkan di kapal induk terbaru untuk IN yaitu INS Vikrant yang sering disebut Indigenous Aircraft Carrier 1 (IAC-1). Kapal ini rencananya akan mulai beroperasi tahun 2022.
Berbeda dengan Tejas Mk2 maupun Tejas Navy yang bermesin tunggal, TEDBF ditenagai oleh dua mesin.
Mengacu pada pengalaman pendaratan kapal induk, DRDO menawarkan jet tempur bermesin ganda ini untuk AL India.
Tahun lalu Kepala IN Laksamana Karambir Singh mengatakan, bila TEDBF akan digunakan oleh IN maka prototipe pesawat ini harus siap tahun 2026. AL India sendiri telah menyediakan spesifikasi yang dibutuhkan.
IN saat ini mengoperasikan sekira 45 pesawat MiG-29K buatan Rusia. Para pejabat IN menyatakan, jumlah ini harus ditambah karena IN akan segera mengoperasikan dua kapal induk.
Di sisi yang lain, IN sedang mengevaluasi proposal yang diajukan dari Boeing untuk F/A-18E/F Super Hornet dan dari Dassault untuk Rafale.
Kedua perusahaan menyebut, masing-masing pesawat dapat dioperasikan dari INS Vikramaditya maupun INS Vikrant.
Lalu, bagaimana kelanjutan prospek TEDBF? Mungkinkah proyek ini dapat menyingkirkan Super Hornet dan Rafale?
Kita tunggu kabar terbaru dari Aero India yang akan dilaksanakan pada 3-5 Februari 2021 ini.
Roni Sont