Airspace Review

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Informasi berkembang Irak sedang mencari pesawat tempur untuk menggantikan armada F-16IQ yang dibeli dari Amerika Serikat.

Walau informasi tersebut tidak mendapat konfirmasi dari Kementerian Pertahanan Rusia maupun Kementerian Pertahanan Irak, sejumlah jurnalis di Rusia percaya bahwa Bagdad berkemungkinan membeli jet tempur baru dari Rusia.

Rumor menyebut, Irak saat ini sedang mencari sedikitnya 20 jet tempur baru.

Seperti ditulis Bulgarian Military, pemicu bagi Irak untuk membeli pesawat tempur dari Rusia, karena Bagdad merasa tidak puas dengan pelayanan AS terhadap F-16 yang mereka miliki.

Beberapa waktu lalu, kontraktor AS meninggalkan armada F-16 Irak yang menyebabkan pesawat itu terbengkalai dan tidak bisa diterbangkan.

AS juga tidak mengizinkan Irak untuk melengkapi aramda F-16IQ dengan rudal udara ke udara AMRAAM.

Analis Rusia menyebut, dengan kondisi kesiapan F-16 dan pesenjataannya yang tidak lengkap, F-16IQ tidak dapat diandalkan untuk memberikan perlinungan terhadap kemananan negara dan rakyat Irak.

Padahal, selama lima tahun terakhir semua orang berharap armada F-16IQ mampu menunjukkan kehebatannya.

Irak mengoperasikan 36 jet tempur F-16IQ

Untuk diketahui, Angkatan Udara Irak (IqAF) mengoperasikan 36 jet tempur F-16IQ Fighting Falcon buatan Lockheed Martin, AS.

Irak membeli 36 jet F-16C/D Block 50/52 (F-16IQ) melalui kontrak senilai 6,5 miliar dolar AS yang ditandatangani dalam dua gelombang tahun 2011 dan 2012, masing-masing 18 unit.

Pesawat pertama diterima IqAF pada 2014. Sementara pengiriman unit terakhir diterima pada Mei 2019.

Selain mengincar pesawat tempur, dikabarkan Irak juga sedang mempertimbangkan untuk membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.

Kantor berita China, Shohu, menyebut, Irak bahkan berpotensi untuk membeli jet tempur generasi kelima Rusia, Su-57. Irak membutuhkan Su-57 untuk menahan Turki.

Benarkan Irak berpikir untuk mengganti F-16 dengan jet tempur buatan Rusia? Semua ini baru dalam batas perbincangan yang belum mendapat konfirmasi dari pihak-pihak terkait.

Roni Sont