AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Uni Emirat Arab (UEA) adalah salah satu negara di dunia pengguna varian tercanggih keluarga jet tempur Fighting Falcon buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat.
Proyek pengembangannya dibiayai langsung oleh pemerintah UEA sekitar 3 miliar dolar AS. Semula Lockheed Martin menawarkan desain baru F-16 bersayap delta tanpa sirip ekor mirip dengan F-16XL.
Jet multi-role gen 4,5 yang dijuluki sebagai F-16E/F Block 60 Desert Falcon ini akhirnya dikembangkan berdasarkan F-16C/D Block 50/52 dengan kemampuan yang ditingkatkan.
Sebagai pembeda dengan pendahulunya, Desert Falcon mulai mengadopsi radar AESA (active electronically scanned array) AN/APG-80 buatan Northrop Grumman yang memberi kemampuan untuk melacak dan menghancurkan ancaman darat dan udara secara bersamaan.
Pesawat juga menggunakan mesin baru yang lebih kuat yaitu General Electric F110-GE-132 pengembangan dari model GE-129, berdaya 144 kN.
Desert Falcon juga mendapatkan tangki bahan bakar conformal di pundaknya untuk menambah jangkauan radius tempurnya.
Seperti halnya jet F-35 Lightning ll, Desert Falcon juga menerapkan built-in FLIR/sistem penargetan laser yang memiliki kelebihan hambatatan/drag dan citra radar (RCS) lebih kecil dibandingkan sistem pod yang digantung di luar.
Menurut Flight International, ini adalah pertama kalinya AS menjual pesawat dengan teknologi dan kemampuan yang lebih baik ke luar negeri daripada yang digunakan oleh AU-nya sendiri.
Diketahui saat ini Angkatan Udara UEA mengoperasikan 77 unit Desert Falcon dan 63 Dassault Mirage 2000, menjadikanya salah satu yang terkuat dikawasan Timur Tengah.
Rangga Baswara Sawiyya