AIRSPACARE REVIEW (airspace-review.com) – Bukan pertama kali Amerika Serikat membeli pesawat-pesawat buatan Uni Soviet maupun Rusia, walau hal itu tidak dilakukan secara langsung ke pabrik pembuat atau melalui pemerintahan Rusia.
Sejumlah pesawat maupun helikopter telah dimiliki dan digunakan oleh operator di Negeri Paman Sam sejak beberapa puluh tahun lalu.
Sebut misalnya MiG-17, MiG-21, MiG-23, MiG-29, dan bahkan Su-27.
Seperti diketahui contohnya, pada 1997 pemerintah AS berhasil membeli 17 MiG-29 dari negara pecahan Uni Soviet, Moldova. Pembelian yang tidak bisa dibentung oleh Rusia karena tidak ada konstitusi yang melarang penjualan hal itu selepas pemerintah Uni Soviet bubar.
Sementara untuk helikopter, tercatat Mi-24 dan Mi-17 pernah digunakan oleh CIA di Afganistan pada tahun 2000-an. Markas CIA di Langley, Virginia saat ini masih memiliki helikopter Mi-17.
Tidak hanya institusi pemerintah yang mengoperasikan pesawa-pesawat buatan Uni Soviet maupun Rusia. Melainkan kontraktor sipil pun menggunakannya untuk pelatihan tempur angkatan udara atau koleksi pribadi.
Baca Juga: Pengusaha muda ini membeli MiG-29 sebagai jet pribadi
MiG-29 dioperasikan oleh Air USA, MiG-21 oleh Draken International, dan Su-27 oleh Pride International. Ada juga MiG-29 yang digunakan oleh perorangan.
November tahun lalu, Washington diberitakan membeli pesawat dan helikopter buatan Uni Soviet untuk Korps Marinir. Pembelian ini, menurut Analisi Difesa, merupakan permitaan Departemen Pertahanan AS.
Pesawat yang dibeli memang bukan dari generasi terbaru, melainkan pesawat angkut sayap ganda Antonov An-2 (NATO: Colt).
Lebih dari 18.000 unit pesawat ini berhasil diproduksi oleh pabrik pesawat di Soviet, Polandia, dan China. An-2 tercatat dalam Guinness Book of World Records sebagai satu-satunya pesawat di dunia yang diproduksi selama enam dekade.
Aksi udara di Nagorno-Karabakh
Yang menjadi perhatian, pesawat ini masih digunakan oleh Azerbaijan untuk melaksanakan aksi udaranya dalam perang di Nagorno-Karabakh dengan Armenia belum lama ini. Tidak hanya satu atau dua, menurut citra satelit terbaru, terdapat 50 An-2 milik Azerbaijan di Bandara Yevlaksh.
Pesawat dan helikopter ini diminta Departemen Pertahanan AS untuk digunakan di Marine Aviation Weapons and Tactics Squadron One [MAWTS-1] yang berlokasi di Pangkalan Udara Korps Mariri, Yuma, Arizona.
Menurut US DoD, An-2 yang dibeli ini mampu menggunakan pod pelacak yang kompatibel dengan jangkauan Sistem Tempur Udara Taktis dan dua helikopter yaitu Mi-24 Hind dan Mil Mi-17 Hip.
Kedua jenis pesawat mampu meningkatkan pengenalan karakteristik penerbangan, kemampuan, dan keterbatasan musuh asing potensial untuk pilot MAWTS-1 saat ini dan masa depan.
Belum jelas di mana Pentagon akan membeli pesawat rancangan Soviet tersebut. An-2 dirancang oleh Oleg Antonov dan mengudara pertama kali pada 31 Agustus 1947. Fungsi utama pesawat ini pada awalnya adalah untuk kebutuhan pertanian.
Beberapa kalangan mempertanyakan urgensi AS membeli pesawat buatan Soviet atau Rusia. Di sisi yang lain, pabrik Antonov saat ini memang tak lagi menjadi milik Rusia, melainkan milik Ukraina setelah Uni Soviet bubar.
Perlu dicatat juga, AS dan negara-negara sekutu NATO, sebenarnya tidak heran dengan penggunaan sistem peralatan maupun persenjataan buatan Rusia.
Contohnya penggunaan sistem pertahanan udara S-300 yang telah dimiliki oleh beberapa anggota NATO. Dan yang terbaru, tentu saja S-400 yang dimiliki Turki, sebagai negara anggota NATO juga.
Roni Sontani