AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Man behind the gun, bisa jadi faktor ini berperan besar dalam sebuah pertempuran udara. Pilot yang lebih mahir menggunakan pesawatnya akan lebih unggul daripada pilot yang belum mampu memaksimalkan kapabilitas pesawat.
Hal itu terbukti dalam pertarungan udara antara jet tempur J-10C dan J-16 yang digelar oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyak (PLAAF).
Saluran militer CCTV baru-baru yang merilis video latihan tempur udara itu memperlihatkan, dua J-10C versus dua J-16. Untuk diketahui, kedua jenis pesawat ini merupakan jet tempur baru di jajaran PLAAF dengan kemampuan maksimal namun masih di bawah J-20.
Dalam video yang diunggah China Arms itu terlihat, pada awalnya kedua J-10C kewalahan mengimbangi keunggulan J-16.
Namun, dengan pengalaman yang dimiliki, para pilot J-10C menaikkan pesawat mereka dari 2.000 ke 5.000 meter dan menarik beban hingga 7 atau 8 G untuk melawan J-16.
Pertempuran udara jarak dekat yang sengit, akhirnya dimenangkan oleh pilot-pilot J-10C. Mereka dapat dapat menekuk J-16 dengan menembaknya menggunakan aerial gun (disebutkan bukan menggunakan rudal).
Dijelaskan, latihan 2 v 2 merupakan latihan rutin yang sering dilaksanakan oleh PLAAF menggunakan pesawat berbeda.
Soal kemahiran, para pilot J-10C rupanya sudah berkali-kali berhasil membuktikan kepiawaian mereka.
Dalam latihan pada awal Desember 2020, mereka juga berhasil melumpuhkan lawan-lawannya yang menggunakan jet tempur J-10A.
Kelas ringan melawan kelas berat
J-10 Vigorous Dragon (NATO: Firebird), merupakan jet tempur kelas ringan mesin tunggal. Pesawat dengan desain sayap delta dan canard ini dibuat oleh pabrik Chengdu Aircraft Corporation (CAC).
Sementara J-16 merupakan jet tempur kelas berat mesin ganda yang dibuat oleh Shenyang Aircraft Corporation (SAC) dari basis Su-30.
Kedua pesawat merupakan jet tempur modern dengan komponen-komponen avionik dan radar buatan dalam negeri.
Roni Sontani