AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Lebih dari 900 drone telah diterima oleh militer Rusia sejak 2012 lalu. Hal ini diberitakan TASS mengacu pada laporan “Hasil Utama Kegiatan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia tahun 2012-2020” yang disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Sejumlah drone disebut telah diserahkan kepada militer Rusia. Dua di antaranya adalah Inokhodets-RU dan Forpost-R.
Nama kedua drone ini mungkin masih terasa asing di telinga. Inokhdets-RU dibuat oleh perusahaan Tranzas, Rusia. Sementara Forpost-R tidak lain merupakan produk lisensi Rusia dari drone Israel Searcher II.
Ada juga Outpost yaitu drone jarak menengah untuk pengintaian. Dibuat berdasarkan lisensi dari Israel juga.
Sang Pemburu
Rusia saat ini sedang menguji drone kelas berat terbaru yaitu S-70 Okhotnik-B (Hunter-B). Ini adalah adalah drone tempur berkemampuan siluman yang dikembangkan oleh Biro Desain Sukhoi dan MiG.
Okhotnik melakukan penerbangan perdananya pada Agustus 2019. Wahana udara tak berawak bersenjata (UCAV) ini diharapkan dapat dikirim ke Angkatan Bersenjata Rusia pada 2024.
S-70 dibuat untuk mengantisipasi pengembangan Loyal Wingman yang dikembangkan oleh AS. Drone dengan bahan komposit yang dilapisi cat penyerap radar ini juga dirancang akan menjadi pesawat pencegat yang akan mendampingi Su-57.
Okhotnik ditenagai satu mesin turbojet AL-31 dan dilengkapi dengan berbagai peralatan termasuk penargetan elektro-optik, komunikasi, dan pengintaian.
Berukuran lebih besar dari UCAV buatan Barat
Dengan bobot lepas landas maksimum 20 ton, drone tempur Okhotnik-B secara teknis lebih besar dari ukuran drone buatan Eropa Barat seperti Dassault nEUROn maupun Northrop Grumman X-47B.
Okhotnik-B memiliki panjang 14m dan rentang sayap 20 m.
UCAV ini dilengkapi dua ruang senjata internal yang dapat menampung hingga 2.000 kg amunisi berpemandu dan tidak berpemandu, termasuk rudal dan bom.
Sang Pemburu dapat terbang dengan kecepatan 1.000 km/jam dan mencapai jarak maksimum hingga 6.000 km.
Roni Sontani