AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebelum matahari 2021 terbit alias di pengujung tahun 2020 ini, pesawat N219 Nurtanio buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) diharapkan sudah mendapatkan Sertifikasi Tipe dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Saat ini Prototipe 1 N219 (Prototype Design, PD1) dengan registrasi PK-XDT baru selesai melaksanakan rangkaian uji terbang di Bandara Nusawiru, Pangandaran, Jawa Barat pada 1-3 Desember 2020.
Selama tiga hari, kata Agus Aribowo, Kepala Program Pesawat Transpor Nasional, Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) LAPAN, N219 PD1 melaksanakan uji terbang sebanyak enam sorti. Uji penerbangan ini diawaki oleh Pilot dan Flight Test Engineer (FTE) dari Kementerian Perhubungan.
Ujian akhir dan validasi atas semua uji terbang yang telah dilaksanakan oleh PTDI
Dikatakan, penerbangan tersebut dilaksanakan sebagai ujian akhir dan validasi atas semua uji terbang yang telah dilalui oleh para pilot uji PTDI selama ini.
Uji sampling yang telah dilakukan dalam penerbangan ujian akhir N219 PD1 meliputi Stall Speed Determination, Vibration and Buffeting, One Engine Inoperative, In Flight Engine Start, Take-off and Landing Distance Determination, dan sebagainya.
Berita baiknya, seperti diberitakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang memimpin proyek N219, adalah bahwa semua urutan tes telah lulus 100%.
Uji akhir penerbangan berikutnya menggunakan N219 PD2 di Bandung
Selanjutnya pada 10 sampai 12 Desember mendatang, Pilot dan FTE dari Kementerian Perhubungan akan menguji terbang pesawat N219 Prototipe 2 (PD2) PK-XDP.
Penerbangan akan dilaksanakan di Bandara Husein Sastranegara. Pengujian yang akan dilaksanakan meliputi Sistem Pendaratan Instrumen (ILS), Penerbangan Malam, dan sebagainya.
Setelah semua uji terhadap PD1 dan PD2 lulus, maka akan diadakan final Type Certification Board Meeting (TCBM) untuk menentukan Type Certificate Data Sheet (TCDS) sebagai lampiran Sertifikat Tipe untuk N219 Nurtanio.
Semua perencanaan ini diharapkan dapat selesai pada waktunya dan berjalan lancar tanpa kendala.
Sehingga, pada 1 Januari 2021 Indonesia sudah memiliki pesawat N219 yang telah disertifikasi penggunaannya untuk kemudian masuk ke jalur produksi.
Terbang perdana pada 16 Agustus 2017, mendapat nama Nurtanio dari Presiden Joko Widodo
N219 terbang perdana pada 16 Agustus 2017. Pesawat bermesin turboprop ganda ini memiliki kapasitas angkut 19 penumpang. Nama Nurtanio diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada N219 pada 10 November 2017 untuk mengenang jasa-jasa Nurtanio Pringgoadisuryo, salah satu perintis awal industri penerbangan di Indonesia.
Baca Juga: Purwarupa ke-2 N219 PK-XDP Sukses Mengudara Perdana
Pesawat N219 Nurtanio menjadi harapan bangkitnya industri kedirgantaraan Indonesia yang telah melahirkan pesawat turboprog fly-by-wire pertama di dunia N250 Gatotkaca yang batal masuk jalur produksi akibat krisis ekonomi berat melanda Indonesia tahun 1998.
N250 Gatotkaca, kini sudah tersimpan sebagai koleksi pesawat ke-60 di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Yogyakarta.
Monumen tersebut diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada 26 Agustus 2020.
Roni Sontani