AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India telah melaksanakan uji penembakan rudal jelajah supersonik permukaan ke permukaan BrahMos di Kepulauan Andaman dan Nikobar. Penembakan dilaksanakan pada 24 November 2020 sekira pukul 10.00 pagi waktu setempat.
Rudal BrahMos ditembakkan sebagai bagian dari rangkaian uji coba senjata untuk menguji kemampuan serangan presisi.
Sumber militer seperti dikutip kantor berita PTI mengatakan, uji penembakan rudal BrahMos versi peluncuran dari udara juga akan dilaksanakan oleh Angkatan Udara India (IAF) di tempat terpisah.
Demikian juga dengan rudal jelajah BrahMos versi angkatan laut akan dilaksanakan oleh Angkatan Laut India (IN) dari kapal perang.
Rudal BrahMos versi permukaan ke permukaan memiliki jangkauan sejauh 400 km
Rudal BrahMos versi permukaan ke permukaan dioperasikan oleh Angkatan Darat India (IA). Rudal terbaru ini memiliki jangkauan jelajah hingga 400 km, sebagai peningkatan dari versi awal yang hanya 290 km saja.
Kecepatan rudal berada di kisaran 2,8 Mach atau hampir tiga kali kecepatan suara.
BrahMos dibuat oleh BrahMos Aerospace, perusahaan patungan India-Rusia.
India telah mengerahkan sejumlah besar rudal BrahMos dan aset utama lainnya ke beberapa lokasi strategis di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) dengan China di Ladakh dan Arunachal Pradesh.
Baca Juga: Su-30MKI Angkatan Udara India tembakkan rudal antiradiasi Rudram-1
Dalam dua setengah bulan terakhir, tulis PTI, India telah melakukan uji coba sejumlah rudal termasuk rudal anti-radiasi Rudram-1. Rudal ini direncanakan akan digunakan mulai 2022.
BrahMos versi udara dan laut telah diluncurkan pada Oktober 2020
Pada 18 Oktober 2020, rudal BrahMos versi angkatan laut telah diuji tembakkan dari sebuah kapal perusak siluman IN di Laut Arab.
Sementara IAF pada 30 Oktober melakukan uji coba rudal BrahMos versi udara dari pesawat tempur Su-30MKI di Teluk Benggala.
Baca Juga: Rusia dan India siapkan rudal jelajah BrahMos pelahap pesawat AWACS
IAF sejauh ini telah mengintegrasikan rudal jelajah supersonik Brahmos pada lebih dari 40 jet tempur Su-30MKI miliknya.
Roni Sontani