AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Amerika Serikat kembali mengirim kapal perusak USS Barry (DDG 52) ke Laut China Selatan (SCS) pada 21 November 2020.
Kapal perusak kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut AS (US Navy) ini bergerak dari tempat transitnya di Selat Taiwan ke SCS untuk melaksanakan operasi keamanan maritim dan mempromosikan perdamaian serta stabilitas di wilayah tersebut.
Komandan USS Barry, Komodor Chris Gahl, mengatakan, kehadiran berlanjut USS Barry di SCS memiliki arti yang sangat penting dalam mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
“Kebebasan semua negara untuk bernavigasi di perairan internasional ini sangatlah penting. Transitnya Barry di Selat Taiwan kemarin, memastikan hak dan menanamkan kepercayaan semua negara untuk berdagang dan berkomunikasi di Laut Cina Selatan,” ujarnya seperti diberitakan US Navy.
Kapal perusak berpeluru kendali, USS Barry, ditugaskan ke Skuadron Perusak 15 yang merupakan skuadron perusak terbesar AS. Kapal ini telah mempertahankan kehadirannya secara konstan di SCS.
Tuga kelima kali USS Barry di Laut China Selatan
November ini menandai kelima kalinya USS Barry melakukan operasi rutin di kawasan yang diklaim China sebagai miliknya itu.
Sebelum mencapai SCS di tahun 2020 ini, USS Barry telah berlayar lebih dari 65.000 mil laut dan berpartisipasi dalam delapan latihan multi-nasional bersama Australia, Kanada, Jepang, dan Republik Korea.
Baru-baru ini, DDG 52 turut berpartisipasi dalam latihan Keen Sword. Latihan dua tahunan ini dirancang untuk meningkatkan kesiapan dan interoperabilitas pertempuran Jepang-AS.
USS Barry mulai bertugas di US Navy pada 12 Desember 1992. Kapal buatan Ingals Shipbuilding, AS yang diawaki oleh 300 personel ini berpangkalan di Yokosuka, Jepang.
DDG 52 dilengkapi berbagai persenjataan. Antara lain sistem dua peluncur rudal vertikal (16 dan 29 sel), rudal Tomawahk, ASROC, Harpoon, Phalanx CISW, torpedo, dan lainnya.
Roni Sontani