AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Darat Amerika Serikat (AD AS/US Army) mulai mengaktifkan sistem pertahanan udara Iron Dome (Kubah Besi) dari Israel. Sebanyak dua baterai Iron Dome ditempatkan di Fort Bliss, Texas untuk dievaluasi kemungkinan integrasinya dengan sistem pertahanan udara dan rudal yang telah dimiliki AD AS.
Dibelinya sistem Kubah Besi dari Israel, menurut US Army dalam siaran persnya, adalah untuk mengisi celah sementara pertahanan rudal jelajah.
Perubahan ini diamanatkan oleh Kongres AS kepada US Army sebelum mendapatkan solusi jangka panjang untuk memerangi ancaman berupa serangan roket, artileri, mortir, dan drone.
AD AS pertama kali menerima Iron Dome dari Israel pada Oktober 2020. Dijadwalkan, unit pertahanan udara di Fort Bliss kembali akan menerima tambahan pengiriman Iron Dome pada Desember tahun ini dan Januari tahun depan.
US Army siapkan sumber daya manusia dari Sekolah Artileri Pertahanan Udara
Untuk pengoperasian dua baterai Kubah Besi, AD AS telah melakukan penggantian terhadap baterai Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan menyiapkan sumber daya baru dari Sekolah Artileri Pertahanan Udara Angkatan Darat AS.
Seperti dilaporkan Defense News, langkah ini diharapkan selesai pada 16 November dan akan menghasilkan 26 personel tambahan di Fort Bliss.
Angkatan Darat memilih Fort Bliss sebagai basis pengoperasikan Kubah Besi karena kedekatannya dengan White Sands Missile Range, New Mexico di mana sistem tersebut akan diuji dan dievaluasi.
Baca Juga: Kapt Inf Teddy Indra Wijaya, raih kualifikasi pasukan elite US Army
Pelatihan akan dilaksanakan dalam satu tahun ke depan termasuk pengujian dan penyebaran Iron Dome agar siap operasi penuh pada akhir 2021.
US Army akan mengintegrasikan Iron Dome ke dalam Sistem Komando Pertempuran Terpadu Angkatan Darat sebagai salah satu elemen komando dan kontrol dari arsitektur Pertahanan Udara dan Rudal Terpadu di masa depan. Northrop Grumman menjadi kontraktor utama dalam program ini.
Israel kembangkan jangkauan Iron Dome lebih jauh hingga 250 km
Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara bergerak dalam segala cuaca bergerak. Sistem ini dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems dan Israel Aerospace Industries.
Sitem Kubah Besi dirancang untuk mencegat dan menghancurkan roket-roket jarak pendek dan peluru artileri yang ditembakkan dari jarak 4 – 70 km.
Baca Juga: Medan Tempur Neraka, Tiga Pesawat Ini Rontok di Suriah
Israel mulai mengoperasikan Iron Dome sejak pada 27 Maret 2011 di dekat Bersyeba. Pada 7 April 2011, sistem ini berhasil mencegat untuk pertama kalinya sebuah roket dari BM-21 Grad yang diluncurkan dari jalur Gaza.
Dalam penggunaannya oleh Israel, sistem Kubah Besi berhasil menembak jatuh 90% roket-roket yang diluncurkan dari wilayah Gaza.
Roni Sontani