AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jepang telah memulai operasi penerbangan pesawat tilt-rotor V-22 Osprey di Kisarazu Air Field. Pesawat buatan Bell Boeing ini resmi digunakan oleh Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) sejak 6 November 2020.
Penerbangan dilaksanakan di Lapangan Udara Kisarazu, Prefektur Chiba, Jepang.
Dengan resmi dioperasikannya V-22 Osprey oleh Grup Penerbangan Angkutan JGSDF, maka Jepang telah menjadi negara kedua pengguna pesawat hibrida ini setelah Amerika Serikat.
“JGSDF telah mengambil langkah besar untuk mengintegrasikan kemampuan unik V-22 ke dalam misinya,” kata Kolonel Matthew Kelly, Manajer Program untuk Kantor Program Bersama V-22 (PMA-275).
Jepang memesan 5 MV-22B pada 2015. Pesawat ini diterima oleh Jepang sesuai jadwal pada kontraknya.
Sejak beberapa bulan terakhir, tim internasional PMA-275 telah bekerja sama dengan JGSDF untuk menyelesaikan masalah perawatan yang diperlukan serta pengiriman suku cadang dan peralatan pendukung operasional awal.
Untuk mendukung kebutuhan itu, para operator pesawat ini juga telah melakukan kerja sama, termasuk Pangkalan Udara Korps Marinir Iwakuni, Pusat Kesiapan Armada Pasifik Barat, Bell Boeing, dan Rolls-Royce.
“Tim PMA-275 berkoordinasi dengan mitra kami, baik industri dan DoD, di seluruh dunia untuk memastikan JGSDF memiliki sumber daya untuk memastikan kesuksesan jangka panjang untuk V-22-nya,” kata Kelly.
Di AS Osprey digunakan oleh tiga matra militer
Di AS, V-22 Osprey digunakan oleh tiga kecabangan militer, yaitu Angkatan Udara, Korps Marinir, dan Angkatan Laut.
Pesawat ini juga digunakan oleh Pasukan Operasi Khusus AS, yaitu varian CV-22, untuk mendukung misi infiltrasi, eksfiltrasi, dan pasokan jarak jauh.
MV-22B Korps Marinir AS (USMC) menyediakan transportasi dukungan penyerangan pasukan tempur, persediaan dan peralatan selama ekspedisi, maupun operasi gabungan.
Sementara versi Angkatan Laut, CMV-22B, merupakan pesawat pengganti pengiriman di kapal induk Angkatan Laut yang saat ini masih menyelesaikan uji terbang.
Baca Juga: Jepang meng-upgrade 98 F-15J menjadi F-15JSI senilai 4,5 miliar dolar AS
USMC memulai pelatihan awak untuk MV-22B Osprey pada tahun 2000 dan mulai menggunakannya pada 2007.
Sejak memasuki layanan USMC dan USAF (2009), Osprey telah dikerahkan dalam operasi angkutan dan evakuasi medik di Irak, Afganistan, Libia, dan Kuwait.
Indonesia telah diberi izin pembelian 8 MV-22B oleh AS
US Navy berencana untuk menggunakan CMV-22B untuk tugas pengiriman di kapal (COD) mulai tahun 2021.
Prototipe V-22 terbang perdana pada 19 Maret 1989. Hingga saat ini kurang lebih 400 unit V-22 berbagai varian telah berhasil dibuat.
Indonesia disebut-sebut akan menjadi negara ketiga di dunia sebagai pengguna MV-22 Osprey.
Pada 6 Juli 2020, Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) Departemen Pertahanan AS telah mengumumkan izin Penjualan Militer Asing (FMS) 8 MV-22 Block C kepada Indonesia. Nilai perkiraan penjualan mencapai 2 miliar dolar AS.
Roni Sontani
Dengan nilai 8 milyar US dollar, bisa dpt Su-35 2 skadron, dua batrai rudal hanud Buk M-3 Viking. Plus 3 kasel kilo. Jelas lbh memberi efek deteren besar bagi taring TNI.