AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan Jepang pada 30 Oktober 2020 telah mengumumkan penunjukan Mitsubishi Heavy Industries (MHI) yang berbasis di Tokyo sebagai kontraktor utama pembuatan jet tempur generasi keenam Jepang, F-X. MHI akan bermitra dengan salah satu industri dirgantara besar dari negara lain untuk mewujudkan jet tempur siluman Jepang.
Namun sejauh ini, kementerian pertahanan belum memutuskan siapa mitra MHI yang akan menggarap proyek tersebut dan baru akan mengumumkannya pada akhir tahun ini.
Sedikitnya ada empat pabrikan besar dunia yang telah menyatakan diri siap bekerja sama dengan MHI. Keempatnya adalah Lockheed Martin, Boeing, dan Northrop Grumman dari Amerika Serikat serta BAE Systems dari Inggris.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi kepada para wartawan menyatakan, MHI memiliki hubungan yang lebih erat dengan salah satu mitra dari negara lain dan akan bekerja sama dengannya.
Dipilihnya MHI oleh Kementerian Pertahanan Jepang sebagai kontraktor utama Japan F-X, memang sudah diduga oleh banyak pihak.
MHI merupakan industri kedirgantaraan paling berpengalaman di Jepang. MHI bersama Fuji Heavy Industries berhasil membuat F-1, yaitu pesawat jet serang supersonik pertama hasil desain dan produksi Jepang. F-1 diproduksi sebanyak 77 unit antara 1975-187.
Kemudian MHI bekerja sama dengan Lockheed Martin (LM) juga membuat pesawat tempur multi-peran F-2 yang merupakan turunan dari F-16 AS. Sebanyak 98 unit pesawat berhasil dibuat pada 1995-2011.
MHI juga telah melakukan produksi lisensi 138 F-4EJ Phantom II bekerja sama dengan McDonnel Douglas dari AS pada 1970-an.
Dengan pabrikan yang sama, MHI juga membuat pesawat tempur superioritas udara F-15J Eagle. Sebanyak 213 pesawat berhasil dibuat sejak tahun 1990.
Interoperabilitas, efektivitas, keandalan
Awal tahun 2020, Badan Akuisisi, Teknologi & Logistik (ATLA) Jepang menyatakan, Kementerian Pertahanan Jepang sedang berdiskusi dengan AS dan Inggris guna memastikan interoperabilitas, efektivitas biaya, dan keandalan teknis F-X.
Media Jepang melaporkan, salah satu elemen kunci dari jalannya Program F-X adalah adanya kesepakatan untuk berbagi teknologi siluman sebagai salah satu prasyarat pesawat tempur generasi berikutnya.
Peluang terbesar untuk Lockheed Martin
Lockheed Martin dianggap paling berpengalaman dalam hal ini karena telah terbukti membuat F-22 dan F-35, dua jet tempur siluman AS yang diinginkan oleh banyak negara.
Sebelum itu, LM juga telah menghasilkan F-117 Nighthawk dan SR-71 Blackbird yang juga telah menerapkan teknologi siluman pada kedua pesawat tersebut.
LM disebut yang paling berpeluang untuk dipilih sebagai mitra MHI oleh Kementerian Pertahanan Jepang dalam Program F-X.
Alasan yang masih berkaitan, Jepang telah membeli ratusan F-35 buatan LM yang saat ini proses pembuatannya masih berjalan. MHI dan LM bersama-sama memproduksi F-35 Jepang.
LM dan MHI telah membangun fasilitas Final Assembly and Check-Out (FACO) untuk varian F-35A JASDF di Nagoya, Jepang.
Pengembangan bersama Japan F-X akan makin memperbesar kerja sama antara kedua pabrikan dan keeratan Jepang dengan AS.
Roni Sontani