AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Asosiasi Pilot Maskapai Inggris (BALPA) mengingatkan para siswa untuk berpikir dua kali sebelum memutuskan menjadi pilot saat ini.
Pasalnya, untuk menjadi pilot siswa harus mengeluarkan uang 100.000 poundsterling (131.000 dolar AS atau setara Rp1,86 miliar), sementara masa depan yang dijanjikan di akhir pendidikan tidak jelas alias masih suram.
Krisis COVID-19 yang melanda seluruh dunia telah menyebabkan bisnis penerbangan hancur dan lapangan pekerjaan sebagai pilot telah hilang sangat banyak.
Kepala layanan keanggotaan dan karier BALPA, Wendy Pursey, mengatakan, saat ini ada 10.000 pilot komersial yang menganggur di seluruh Eropa. Angka ini termasuk 1.600 pilot di Inggris Raya.
Selain itu, banyak pilot bekerja paruh waktu atau mendapat potongan gaji untuk menyelamatkan pekerjaan.
Kepada para calon siswa pilot ia menjelaskan, saat ini ada sekitar 200 siswa pilot di sekolah penerbangan yang menunggu pekerjaan di maskapai easyJet (maskapai biaya rendah Inggris). Namun, maskapainya sendiri saat ini tidak memiliki rute yang jelas, bahkan untuk mendapatkan lisensi sekalipun.
“Ini bukan gambaran yang positif bagi siapa pun yang bertekad memasuki profesi menjadi pilot. Hanya ada sedikit lowongan untuk bersaing dengan lebih banyak orang untuk setiap pekerjaan bahkan setelah pandemi ini selesai,” ujarnya.
Dalam situasi ini, lanjutnya, tidak bijak apabila BALPA tidak memperingatkan orang-orang untuk jadi pilot. Paling tidak, menunda terlebih dahulu niat menjadi pilot komersial.
“Kami mendesak para calon pilot untuk mendapatkan pengalaman dalam profesi lain terlebih dahulu dan menunda pelatihan menjadi pilot sampai industri penerbangan berada dalam kondisi yang lebih kuat,” ujarnya seperti dikutip dalam siaran berita BALPA.
Roni Sontani