AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Selatan telah menerima empat drone pengintai jarak jauh RQ-4B Block 30 Global Hawk dari empat unit yang dipesan Seoul pada 2014. Seluruh pesawat tanpa awak ini ditempatkan di Sacheon Air Base di Provinsi Gyeongsang Selatan.
Kedatangan done jenis HALE (high-altitute, long-endurance) ini, seperti diberitakan Bulgarian Military, terkesan ditutup-tutupi oleh pihak berwenang di Seoul. Tujuannya, agar tidak memicu krisis lain dengan Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara). Pengiriman RQ-4B Global Hawk ke Sacheon telah tertunda secara signifikan.
Telah tibanya unit keempat Global Hawk di Korea Selatan diketahui dari ucapan Duta Besar AS untuk Korea Selatan Harry Harris di akun media sosialnya. Ia mengucapkan selamat atas pengiriman RQ-4B terakhir yang telah dilaksanakan pada September lalu.
Global Hawk unit pertama dikirim ke Korea pada Desember 2019. Pengiriman mundur setahun dari seharusnya pada 2018.
Nilai kontrak pembelian empat RQ-4 Global Hawk berikut paket logistik pendukung serta pelatihan para awak dan instruktur pada awalnya ditaksir mencapai 1,2 miliar dolar AS. Namun menurut laporan, pada 2014 Korea memberikan kontrak kepada Northrop Grumman senilai 657 juta dolar.
Drone dengan panjang 14,5 m, rentang sayap 14,5 meter, dan tinggi 4,7 m ini mampu terbang hingga ketinggian 20 km (65.600 km) selama 32 jam.
RQ-4B Global Hawk terbang perdana pada 28 Februari 1998. Selain digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dan ROKAF, drone ini juga digunakan oleh NASA dan NATO.
Jepang pada 2018 turut memesan tiga unit Global Hawk yang jadwal pengirimannya akan dimulai pada 2022.
Roni Sontani