AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui paket penjualan sistem persenjataan ke Taiwan. Terdiri dari 135 unit rudal Boeing AGM-84H SLAM-ER (Standoff Land Attack Missile Expanded Response), empat Rudal Telemetri ATM-84H SLAM-ER dan 12 CATM-84H Captive Air Training Missiles (CATM), enam pod pengintai Collins Aerospace MS-110, dan 11 peluncur roket M142 HIMARS (High Mobility Artillery System).
Demikian diumumkan Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) pada 21 Oktober 2020.
Paket sistem persenjataan senilai 1,8 miliar dolar AS ini akan menjadikan Taiwan sebagai negara kedua di Asia yang mengoperasikan rudal SLAM-ER setelah Korea Selatan.
Di Taiwan, rudal SLAM-ER akan melengkapi armada F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara Taiwan (ROCAF). Rudal udara ke darat ini memiliki jangkauan 270 km.
AGM-84H SLAM-ER dikembangkan oleh Boeing dari rudal AGM-84E SLAM. Induk dari rudal ini tidak lain adalah rudal antikapal AGM-84 Harpoon yang dikembangkan pada tahun 1970-an. SLAM sendiri merupakan varian penghancur target di darat.
Rudal Harpoon telah lama melengkapi F-16A/B ROCAF. Taiwan telah menerima 339 unit rudal ini dari Amerika Serikat untuk ROCAF dan ROCN (Angkatan Laut).
Pada awal agustus lalu, dua F-16A ROCAF terdeteksi membawa dua rudal AGM-84 live saat melaksanakan misi patroli udara di tengah ketegangan dengan China.
Taiwan memiliki 140 F-16A/B Block 20 yang kini sedang dalam proses bertahap di-upgrade dengan radar AN/APG-83 AESA di industri dalam negeri, Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC).
Taiwan juga membeli 66 F-16 Block 70 untuk mengganti armada F-5E/F Tiger II.
Roni Sontani
Daripada beli osprey…..mending uangnya dipake buat borong harpoon kayak tewan nih 🤔