AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pertengahan tahun 1990-an, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengikuti tender pengadaan pesawat angkut taktis untuk Angkatan Udara Australia (RAAF) dalam “Project Air 5190”.
PTDI secara khusus mengembangkan CN235 dengan spek yang lebih tinggi berdasarkan CN235 seri 220, yaitu yang dikenal sebagai CN235-330 Phoenix.
Phoenix menawarkan avionik baru buatan Honeywell, sistem ARL-2002 EW, juga peningkatan MTOW menjadi 16.800 kg. Demo pesawat telah dilaksanakan di Australia.
Sayangnya PTDI akhirnya harus undur diri dari kompetisi tersebut akibat krisis moneter di Tanah Air tahun 1998 yang berimbas pada menurunnya keuangan perusahaan.
Seperti diketahui, RAAF akhirnya menjatuhkan pilihan pada C-27J Spartan buatan Alenia (kini Leonardo), Italia.
Sejatinya seri 330 Phoenix adalah varian tercanggih keluarga CN235 buatan PTDI.
Sebagai informasi tambahan, CN235 versi produksi PTDI diberi kode 110 (CN235-110) dan 220 (CN235-220).
Sementara versi CASA (Airbus Military) adalah seri 100, 200, dan 300.
Rangga Baswara Sawiyya