Jokowi: TNI harus siap menghadapi pertempuran yang lebih singkat

F-16 Skadron Udara 3Fajar Adriyanto/Red Wolf

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai Panglima Tertinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengatakan bahwa kita (TNI khususnya, – Redaksi), harus siap mengantisipasi karakter baru pertempuran masa depan, yang mempunyai daya hancur lebih besar (high level of destruction).

Sebab, kata Jokowi, saat ini kita sedang berada dalam era lompatan teknologi militer yang akan memengaruhi taktik dan strategi perang masa depan.

Untuk itu, harus dilakukan transformasi teknologi dan personel yang mampu memahami dan memanfaatkan lompatan di bidang teknologi informasi, teknologi nano, dan teknologi kecerdasan buatan.

“Kita harus siap menghadapi pertempuran yang berjalan lebih singkat dalam menentukan pemenang atau decisive battle. Kita juga harus siap menghadapi pertempuran hibrida yang menggabungkan berbagai taktik sekaligus, baik taktik konvensional dengan non konvensional, serta taktik lintas dimensi, baik sosial, politik maupun ekonomi,” kata Jokowi dalam sambutannya saat memimpin Upacara HUT ke-75 Tentara Nasional Indonesia di Istana Negara, Jakarta pada 5 Oktober 2020.

Ditambahkan, TNI harus terus melakukan transformasi teknologi dan personel yang mampu memahami dan memanfaatkan lompatan di bidang teknologi informasi, teknologi nano, dan teknologi kecerdasan buatan.

Sebagai Panglima Tertinggi TNI, Jokowi juga menyampaikan bahwa ia menaruh menaruh harapan besar dan selalu mendukung transformasi penguatan TNI.

Transformasi organisasi TNI, ujarnya, harus terus dilakukan sesuai dengan dinamika lingkungan strategis, dinamika ancaman, dan perkembangan teknologi militer.

Astros TNI ADRoni Sontani/AR

Ia menyebutkan, awal reformasi transformasi organisasi TNI telah dilakukan untuk memastikan agar TNI mencapai tiga hal, yaitu agar TNI mendukung secara tepat dengan kebutuhan konsolidasi demokrasi, agar TNI bisa adaptif dengan perkembangan ancaman paska Perang Dingin terutama terhadap ancaman-ancanan non-konvensional dan ancaman transnasional, serta agar TNI mampu mengadopsi perkembangan teknologi militer terkini berbasis teknologi informasi, teknologi nano, dan teknologi automatisasi.

Dalam 5 tahun terakhir, kata Jokowi, TNI telah melakukan transformasi organisasi secara signifikan dengan melakukan pembentukan satuan-satuan organisasi baru.

“Telah kita bentuk organisasi tempur baru seperti Divisi III Kostrad, Komando Operasi Angkatan Udara III, Armada Angkatan Laut III, dan Pasukan Marinir III. Telah kita bentuk kekuatan gabungan TNI, terutama tiga Komando Gabungan Wilayah Pertahanan, skuadron drone Angkatan Udara dan Satuan Siber TNI,” jelasnya.

Pembentukan satuan- satuan organisasi baru ini, tegas Jokowi, merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk terus melakukan transformasi organisasi TNI agar TNI semakin kokoh dalam menjalankan perannya.

Transformasi organisasi tersebut harus didukung oleh transformasi teknologi dan para personel yang mengendalikannya.

“Revolusi Industri 4.0 telah menghasilkan teknologi-teknologi baru yang mengagumkan, termasuk teknologi militer,” kata Presiden Jokowi.

Roni Sontani

One Reply to “Jokowi: TNI harus siap menghadapi pertempuran yang lebih singkat”

  1. Yang dibutuhkan TNI alutsista dan armada tempur baru pak presiden. Maaf, sejago-jagonya kemampuan fisik dan teknik seorang prajurit TNI tanpa diiringi alutsista yang mumpuni dan sangar saya yakin prajurit TNI kita merasa inferior bila berhadapan dengan tetangga yang militernya lebih canggih. Maaf pak jokowi di selatan dan di utara pesawat siluman sudah terbang berseliweran mendekati tanah air kita. Adakah antisipasi yang tepat untuk menangkal itu semua? Mohon majukan dan lanjutkan modernisasi alutsista TNI kita pak presiden

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *