AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rilis DSCA (Defense Security Cooperation Agency) pada 30 September 2020 menyebutkan, pemerintah Amerika Serikat resmi mengizinkan Swiss untuk membeli sejumlah jet tempur siluman multiperan F-35A Lightning II atau jet tempur generasi 4,5 multiperan F/A-18E/F Super Hornet.
DSCA adalah adalah badan kerja sama pertahanan dan keamanan AS yang bisa dikatakan menjadi “pintu” bagi transaksi alat utama sistem senjata (alutsista) buatan AS yang dijual atau diekspor ke negara-negara sahabat, mitra dan sekutu AS.
Swiss, tulis DSCA, diizinkan untuk membeli 40 unit F-35A Lightning II atau 40 F/A-18E/F Super Hornet (terdiri dari 36 unit F/A-18E berkursi tunggal dan 4 F/A-18F berkursi ganda/tandem).
Paket yang diijznkan dibeli oleh Swiss termasuk sejumlah mesin cadangan dan persenjataan baik rudal udara ke udara AIM-9X Block II Sidewinder, kit bom berpemandu JDAM (Joint Direct Attack Munition), bom latih, serta sejumlah peralatan pendukung lainnya. Paket tersebut juga sudah mencakup pelatihan kru darat dan pilot.
Izin AS tersebut sebetulnya tidak terlalu mengejutkan, karena meskipun termasuk negara netral secara politik, sudah lama AU Swiss mengoperasikan jet tempur buatan AS. Di antaranya adalah F-5E/F Tiger II dan F/A-18C/D Hornet.
Yang menarik dicermati adalah bahwa jika DSCA sudah merilis izin ekspor, maka biasanya proses negosiasi sudah di ambang pintu. Manakah yang akan diborong Swiss untuk menggantikan Tiger II dan Hornet?
Sang “Kilat Siluman” atau “Super Lebah”? Dan jika Swiss akhirnya memilih salah satu dari dua pesawat tempur AS itu, maka pupuslah harapan pabrikan jet tempur Eropa untuk kembali merebut pasar di langit Pegunungan Alpen itu.
Antonius KK
Giliran Indonesia susah banget kalau mau beli produk USA.padahal sama² negara netral/non blok.