AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pembom tempur Su-34 Fullback dari Divisi Penerbangan Distrik Militer Pusat (CMD) di Wilayah Chelyabinsk, Rusia melakukan penerbangan intersepsi supersonik malam hari di lapisan stratosfer.
Stratosfer merupakan lapisan atmosfer kedua di atas permukaan Bumi setelah troposfer dengan ketinggian antara 10-50 km (32.800-164.000 kaki). Lapisan ini sering disebut lapisan ozon karena di sini terdapat selimut pelindung Bumi berada.
Siaran pers CMD menyebutkan, Su-34 terbang menanjak hingga ketinggian 15.000 m (49.200 kaki) dan setelah itu melakukan latihan intersepsi dengan kecepatan supersonik untuk mengeliminasi musuh.
Kedua awak pesawat melakukan tugasnya tanpa panduan dari stasiun pusat pertahanan udara sehingga tugas mereka cukup rumit.
Latihan intersepsi pada malam hari di lapisan stratosfer bawah dilaksanakan oleh CMD setelah pembentukan skadron kedua Su-34 di Wilayah Chelyabinsk. Skadron ini mendapatkan armada Su-34 secara penuh tahun lalu.
Tahun 2016 lalu, TASS melaporkan penerbangan malam hari Su-34 yang lain telah dilakukan ke lapisan stratosfer.
Pembom tempur Su-34 merupakan turunan dari sang induk Su-27 Flanker dengan modifikasi kursi di kokpit secara berdampingan sehingga hidung pesawat ini seperti bentuk paruh bebek. Su-34 didesain oleh Biro Desain Sukhoi di bawah kepemimpinan Kepala Desainer Rollan Martirosov.
Prototipe Su-34 terbang perdana pada 13 April 1990. Sementara penggunaannya di Angkatan Udara Rusia baru dimulai pada 2014. Pada 2020, sekira 127 pesawat ini telah digunakan oleh Rusia untuk menggantikan peran pesawat serang Su-24 Fencer yang telah mengabdi sejak 1974.
Selain punya kemampuan melakukan penghancuran sasaran di permukaan, Su-34 merupakan pesawat pencegat dan petarung di udara.
Kelincahan manuvernya tidak kalah dari Su-27. Pesawat ini mampu melaksanakan misi pengeboman secara mandiri alias tanpa pengawalan karena dia punya kemampuan multiperan.
Kapasitas tangki yang besar memungkinkan pesawat ini mampu menjangkau jarak 4.500 km tanpa pengisian bahan bakar dan mencapai lebih dari 7.000 km dengan satu kali air refueling.
Selain dilengkapi dengan kanon internal GSh-30-1 kaliber 30 mm, pesawat ini memiliki 12 gantungan senjata dengan kapasitas muat 10 ton.
Setahun setelah berdinas di angkatan udara, Moskow mengirim pembom tempur ini ke Pangkalan Udara Khmeimim di Suriah dan Pangkalan Udara Hamadan di Iran untuk mendapatkan pengalaman tempur.
Su-34 terlibat dalam sejumlah penyerangan terhadap sasaran-sasaran yang di medan konflik bersenjata tersebut.
Roni Sontani