AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bukan Perancis namanya jika negeri ini tidak bisa membuat desain terbaik dalam berbagai hal. Perancis dikenal punya cita rasa seni yang tinggi termasuk dalam hal merancang desain interior sebuah pesawat.
Salah satunya adalah penghargaan yang diraih oleh pesawat jet eksekutif Dassault Falcon 6X. Padahal, pesawat ini belum dioperasikan. Jangankan dioperasikan, penerbangan perdananya pun baru dijadwalkan tahun depan.
“Falcon 6X telah meraih International Yacht & Aviation Award untuk desain interior terbaik,” demikian Dassault mengumumkan pada 26 September 2020.
Kepala dan CEO Dassault Aviation Eric Trappier mengatakan, tim studio desasin Dassault membuat rancangan desain interior Falcon 6X berdasarkan sejumlah masukan ekstensif dari para pelanggan berdasarkan pengalaman terbang mereka yang diserap ke dalam desain sensorik.
Desain sensorik selanjutnya mengatur udara, cahaya, dan suara yang dapat memaksimalkan kesehatan dan kebugaran.
Pada Falcon 6X, hasil dari pendekatan itu pula yang kemudian diwujudkan dalam bahan, tekstur, furnitur, tata letak perabotan, pencahayaan interior, skema warta, dan kontor kabin.
Hasilnya, kata Dassault, adalah kabin dengan garis tak terputus yang mengalir dalam tiga zona, desain furnitur inovatif, permukaan rata, dan teknologi tersembunyi yang memberikan interior yang sangat nyaman yang dapat memfasilitasi memfasilitasi produktivitas dan relaksasi para penumpang.
Pesawat ini serasa sebagai sebuah kantor dan juga rumah di udara.
Dassault menambahkan, Falcon 6X yang memiliki penampang kabin terbesar sebagai sebuah pesawat jet bisnis ini beroperasi dalam layanan penerbangan pada 2022.
Melihat sejarahnya, Falcon 6X merupakan kelanjutan dari Falcon 5X yang tidak dilanjutkan produksinya walau pesawat prototipenya sudah mengantongi 50 jam terbang. F-5X dihentikan karena tidak terjaminnya penyediaan mesin oleh pemasok dengan jadwal yang sudah ditentukan.
Dengan mesin baru Pratt & Whitney Canada PW812D, Falcon 6X yang berukuran lebih panjang dari Falcon 5X dapat terbang dengan kecepatan tertinggi 0,9 Mach. Pesawat dirancang dapat menempuh jarak sejauh 5.500 mil laut (10.200 km).
Roni Sontani