AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah menempuh perjalanan darat dengan cara diangkut menggunakan truk trailer dari Bandung ke Yogyakarta sejauh kurang lebih 500 km, pesawat N250 PA01 (Prototype Aircraft ke-1) Gatotkaca tiba di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), yang berada di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-XNG itu diberangkatkan dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung pada Kamis dini hari (20/8/2020) pukul 01.45 wib dan tiba di Yogyakarta pada Jumat pagi (21/8/2020).
Sebelum diberangkatkan, pesawat karya bangsa Indonesia di bawah pimpinan Prof. B.J. Habibie ini dibongkar terlebih dahulu di Satuan Pemeliharaan (Sathar) 15, Depo Pemeliharaan (Depohar) 10, Koharmatau menjadi beberapa bagian yaitu ujung hidung, badan, sayap utama, penyetabil vertikal dan sayap ekor-T, mesin, serta propeler.
Komponen-komponen besar N250 ini seluruhnya diangkut menggunakan lima truk heavy duty Hino Profia 700 tipe SS1E TH bermesin diesel E13C-VT 12.913 cc (480 PS).
Sesampainya di Yogyakarta, para personel dari Sathar 15 akan merakit kembali N250 menjadi pesawat yang utuh untuk dijadikan museum.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto yang ikut mengawal pemindahan N250 dari PTDI ke Muspusdirla mengatakan, N250 akan menjadi koleksi pesawat ke-60 di Muspusdirla.
Di museum ini nantinya para pengunjung dapat melihat dari dekat bahkan masuk ke pesawat untuk melihat kokpit dan interior pesawat.
“Pesawat ini akan kami tempatkan di bagian paling depan Muspusdirla agar para pengunjung museum bisa langsung melihat pesawat hasil karya bangsa ini. Diharapkan, dengan adanya N250 di Muspusdirla dapat menggugah kecintaan bangsa Indonesia, khususnya para generasi muda pada kedirgantaraan dan pesawat hasil karya bangsa,” ujar Kadispenau.
Ditambahkan oleh Fajar, pemindahan N250 Gatotkaca dari PTDI ke Muspusdirla merupakan prakarsa dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat menjadi Kepala Staf Angkatan Udara.
“Ini gagasan dari Panglima TNI Bapak Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat sebagai Kasau. Beliau ingin pesawat yang membanggakan ini bisa dilihat oleh seluruh Indonesia. Kenapa ditaruh di museum, karena di museum ini akan jadi koleksi dari seluruh pesawat-pesawat yang ada di Indonesia,” jelas Fajar.
Dalam proses pemindahan pesawat yang penerbangan perdananya pada 10 Agustus 1995 dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ini, Dispenau melakukan siaran langsung sepanjang perjalanan hingga sampai di Muspusdirla.
“Sugeng Rawuh (Selamat Datang) Gatotkaca, semoga kehadiranmu dapat menginspirasi sekaligus menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap dirgantara,” tulis Dispneau dalam rilisnya melalui akun facebook TNI AU.
Roni Sontani