AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com). Pesawat-pesawat itu, yang terdiri dari satu Gulfstream G550, dua F-16D Barak dan dua Eurofighter Typhoon, melalukan penerbangan lintas (flypast) di atas kamp konsentrasi genosida Dachau, Nazi Jerman. Pesawat-pesawat tersebut juga melakukan flyby di atas Bandara Fürstenfeldbruck dekat Munich, tempat para atlet olimpiade Israel dibunuh oleh teroris pada Olimpiade Munich 1972 di Jerman.
Penerbangan penghormatan kepada mereka yang telah meninggal di kedua tempat di tanah Jerman tersebut, dilaksanakan sebelum dilaksanakannya latihan tempur bersama Angkatan Udara Israel (IAF) dan Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) untuk pertama kalinya dalam sejarah pada 18 Agustus 2020.
Pesawat leader, G550 dari Skadron 122 “Nachshon” yang dipiloti oleh komandan skadronnya, seorang perempuan yang diidentifikasi sebagai Letkol G, membawa Komandan IAF Mayor Jenderal Amikam Norkin dan Komandan Luftwaffe Letjen Ingo Gerhartz.
Untuk diketahui, seperti rilis dari Israel Defence Force (IDF), Letkol G merupakan cucu perempuan dari salah satu korban kekejaman “Holocaust” Nazi Jerman.
Sementara itu Letkol Y, Komandan Skadron 105 “Scorpion” yang berkekuatan F-15C/D Barak terbang menggunakan salah satu F-16D.
Letkol Y mengatakan, sebagai seseorang yang tumbuh di keluarga Israel, ingatan akan cerita Holocaust sangat kuat. Di Kibbutz di mana banyak penyintas Holocaust dan tentara organisasi paramiliter tinggal, ia mengaku bahwa hubungan dengan Jerman tidak seterbuka sekarang ini.
“Flyby ini mewakili komitmen kami untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dan memperkuat kerja sama kami dengan Jerman. Ini melambangkan kemampuan umat manusia untuk mengatasi kesulitan dan merawat masa depannya sambil mengingat masa lalu dan warisannya. Saya merasa seperti mewakili keseluruhan bangsa Yahudi, mereka yang ada di sini hari ini dan mereka yang tidak ada di sini,” ujarnya.
Saat formasi pesawat melewati Kamp Konsentrasi Dachau, Mayor Jenderal Norkin berkata melalui radio, “Kami terbang bersama di atas lembah kegelapan, memberi ruang hanya bagi cahaya di depan seperti sumpah kami, tidak akan pernah terjadi lagi.”
Setelah flyby, upacara diadakan di Dachau dengan dihadiri Menteri Pertahanan Federal Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, Duta Besar Israel untuk Jerman Jeremy Issacharoff, komandan angkatan udara dan pejabat lainnya.
Dalam pidatonya Mayjen Norkin mengatakan, “Saya menundukkan kepala dan dengan jelas mengingat apa yang terjadi di sini belum lama ini: dalam pikiran saya, saya melihat keluarga-keluarga yang terhapus dari muka bumi dengan begitu kejam selama perang. Budaya Yahudi dengan pahit dihancurkan, kekejaman terjadi di kamp ini. Saya mengingat semuanya dan tidak akan pernah saya lupakan.”
Ia melanjutkan, “Berdiri di sini hari ini, saya mengangkat kepala dan melihat ke masa depan. Masa depan ini mencakup Jerman. Jerman telah menjadi mitra strategis dan Angkatan Udara Jerman adalah mitra sejati Angkatan Udara Israel.”
Ia juga menandaskan, walau di tengah pandemi global Israel memilih untuk melakukan latihan bersama ini karena kerja sama tersebut sangat kuat dan bermakna.
Sementara itu Komandan Luftwaffe Letjen Ingo Gerhartz mengatakan, Bintang Daud yang dipersembahkan oleh pesawat-pesawat tempur F-16 Israel yang terbang di Situs Peringatan Konsentrasi Dachau adalah simbol kuat kebangkitan dan kekuasaan Israel.
“Ini memberikan tanggapan yang jelas dan eksplisit terhadap Holocaust: Never Again,” ujarnya.
“Hari ini kami menjalin kemitraan yang erat antara dua angkatan udara kami. Kami tidak hanya berlatih bersama, kami juga menjadi teman dekat,” tandasnya.
Ia menerangkan, para operator drone Heron TP Jerman telah menerima pelatihan di Israel. Sementara jet-jet tempur Eurofighter Typhoon Jerman juga telah menghadiri dua latihan besar di Gurun Negev, Israel baru-baru ini.
“Saya merasa sangat terhormat bahwa Angkatan Udara Israel terbang berdampingan dengan Luftwaffe di Jerman untuk pertama kalinya,” pungkas Gerhartz.
Roni Sontani