AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pusat Potensi Dirgantara (Puspotdirga) TNI Angkatan Udara membidik Detasemen TNI AU Gorda untuk dijadikan sebagai Pusat Latihan Potensi Dirgantara (Puslatpotdirga). Kawasan milik TNI AU yang berada di Kabupaten Serang, Provinsi Banten ini memiliki lahan yang sangat luas dan sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai pusat latihan berbagai kegiatan olahraga dirgantara.
Puspotdirga sendiri hingga saat ini sudah memiliki alsus (peralatan khusus) untuk mendukung kegiatan olahraga dirgantara seperti paralayang, paramotor, dan trike. Berikutnya, Puspotdirga sedang berupaya untuk memiliki pesawat terbang bermotor sebagai penarik glider.
“Kita punya Pusdiklat Terbang Layang di Lanud Suryadarma, saat ini kita baru mau merambah ke pesawat terbang bermotor untuk penarik glider-nya,” ujar Kepala Pusat Potensi Dirgantara (Kapuspotdirga) Marsma TNI Basuki Rochmat kepada Airspace Review di Lanud Atang Sendjaja di sela kegiatan Penciptaan Rekor MURI “Pengibaran Bendra Merah Putih Tertinggi dengan Paramotor”.
Pada kegiatan yang diselenggarakan tanggal 17 Agustus 2020 tersebut, delapan penerbang dari komunitas Paramotor Indonesia Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) berhasil mengibarkan bendera sepanjang total 17 meter di ketinggian 2.020 meter. Kegiatan terselenggara berkat kerja sama FASI, TROI Foundation, dan TNI AU.
Rencana pengembangan Gorda guna mendukung kegiatan olahraga dirgantara, kata Kapuspotdirga yang juga adalah Sekjen Pengurus Besar (PB) FASI, sedang dalam pengajuan kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Basuki menambahkan, dengan adanya Puslatpotdirga di Gorda, tidak berarti kegiatan di lanud-lanud lantas terhenti dan pindah semua ke sana.
Kegiatan di Puslatpotdirga di Gorda salah satunya adalah untuk mendukung program pemertinah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan.
“Silakan bila mau di lanud untuk kegiatan latihan karena Komandan Lanud juga sebagai Ketua FASI Daerah. Mau di Atang Sendjaja bisa, mau di Gorda bisa, di tempat-tempat lainnya pun bisa. Semua kegiatan tetap berjalan,” jelas Basuki.
Sekilas mengenai Detasemen TNI AU Gorda, menurut beberapa sumber, lapangan terbang ini dibangun oleh Jepang tahun 1943 sebagai pangkalan udara rahasia saat terjadi Perang Dunia II.
Dengan luas sekira 700 hektar, lapangan terbang ini memiliki landasan silang dengan panjang masing-masing 2.500 meter dan lebar 100 meter.
Roni Sontani