AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – BAE System sedang mempertimbangkan untuk membuat jet tempur yang ditenagai propulsi alternatif, yaitu mesin hibrida maupun mesin bertenaga listrik.
Untuk rencana ini BAE Systems menggandeng perusahaan pembuat mesin Rolls-Royce Holdings dan beberapa mitra lainnya.
“Semua opsi ini sedang kami kaji, kata Direktur Manufaktur Dave Holmes seperti diberitkan Bloomberg, Rabu (15/7).
Seperti diketahui, BAE Systems sedang mengembangkan jet tempur siluman generasi keenam, Tempest,. Pesawat ini rencananya akan digunakan oleh Angkatan Udara Inggris (RAF) pada 2035 sebagai pengganti Eurofighter Typhoon. Dalam proyek ini, ikut bergabung Leonardo dari Italia, serta Rolls-Royce dan MBDA.
Ditandaskan, bahwa penggunaan mesin listrik bukan sesuatu yang mustahil. Bahak ia menduga, mulai tahun 2050 dan 2060 mesin listrik untuk pesawat terbang akan menjadi opsi yang dipilih.
Saat ini, pengembangan mesin listrik telah dilakukan oleh sejumlah perusahaan walau penggunaannya masih terbatas.
BAE system menegaskan, rencana pengembangan Tempest bukan bertujuan pada kompetisi, melainkan lebih kepada tujuan pencapaian sendiri.
Seperti diketahui, negara-negara eropa seperti Perancis, Jerman, dan Spanyol juga sedang mengembangkan jet tempur generasi keenam, Future Combat Air Systems (FCAS).
Roni Sontani
Susah dipercaya kalau mereka dapat menggunakan sistem propulsi listrik dalam 10-15 tahun. Terutama untuk pesawat tempur. Selain masalah sistem propulsi juga ada masalah penyimpanan energi. Solar cell masih kurang efisien, dan bagaimanapun juga masih lebih efisien mengubah energi kimia langsung menjadi energi kinetik daripada mengubahnya dulu ke energi listrik.
Kalau buat pesawat transport masih mungkin.
Bisa aja mencontoh Anime Jepang seperti Gundam ataupun Code Geass menggunakan power pack untuk menyimpan energi sebagai pengganti bahan bakar cair…