AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Korea Selatan telah memutuskan untuk menambah beberapa pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) dari Amerika Serikat. Selain itu Seoul juga akan menambah sejumlah jet latih TA-50 Golden Eagle buatan dalam negeri.
Administrasi Program Pengadaan Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan, proyek pengadaan pesawat AEW&C ini akan diluncurkan tahun depan dengan anggaran mencapai 1,59 triliun won (1,32 miliar dolar AS). Pengadaan akan dilaksanakan hingga tahun 2027.
Pihak militer mendorong pemerintah untuk menambah dua pesawat peringatan dini. Sejak 2011 Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) telah mengoperasikan empat pesawat E-7A berbasis Boeing 737-700 melalui program Peace Eye.
Diyakini, dua unit pesawat AEW&C yang akan dibeli oleh Seoul, juga adalah E-7A buatan Boeing.
DAPA menjelaskan, proyek penambahan pesawat AEW&C adalah untuk mengantisipasi segala potensi ancaman keamanan yang datang dari negara-negara tetangga.
Pesawat AEW&C dilengkapi dengan sistem radar canggih. Pesawat ini dapat mendeteksi pesawat dan wahana lain dari jarak jauh.
Pesawat yang akan dibeli Korea Selatan serupa dengan E-7A Wedgetail yang dimiliki oleh Angkatan Udara Australia (RAAF). Pesawat ini akan melakukan peran komando dan kontrol dalam pertempuran udara.
DAPA pernah mengatakan, satu pesawt E-7A dapat memantau seluruh Semenanjung Korea. Pesawat ini dapat melacak hingga 1.000 target di udara maupun di permukaan secara bersamaan sambil mengarahkan pesawat tempur ke posisi target.
E-7A diawaki dua orang dan membawa kuru misi enam hingga 10 orang. Selain Australia dan Korea Selatan, Turki juga merupakan pengguna E-7A dengan membeli enam pesawat ini melalui program Peace Eagle.
Selain membeli pesawat peringatan dini dan kontrol udara, Seoul juga akan menambah pesawat jet latih TA-50 Block-2 Golden Eagle hingga tahun 2024 dengan anggaran mencapai satu triliun won.
Hal ini, kata DAPA, sejalan dengan kebutuhan ROKAF untuk membina pilot-pilot barunya.
Roni Sontani