AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India dijadwalkan akan menerima pengiriman kelompok pertama, empat unit jet tempur Rafale, dari Perancis tepat waktu pada Juli 2020. Berdasarkan kontrak yang telah ditandatangani oleh kedua negara, Paris akan mengirimkan armada Rafale dengan hasil modifikasi sesuai permintaan New Delhi.
Produksi jet tempur Rafale sempat dihentikan sementara selama berminggu-minggu oleh pabrik Dassault Aviation akibat terjadinya wabah COVID-19.
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menyatakan, Perancis berkomitmen untuk menyerahkan Rafale pesanan New Delhi tepat waktu, walau sempat terganggu produksinya oleh wabah virus corona.
“Prancis telah menegaskan komitmennya untuk memastikan pengiriman pesawat Rafale tepat waktu, meskipun ada tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19,” kata Singh seperti Airspace Review kutip dari pemberitaan Sputnik, (2/6/2020).
Singh menyatakan hal itu usai melaksanakan pembicaraan melalui telepon dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
India dan Perancis, dalam pembicaraan itu juga bersepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan bilateral dan kemananan regional.
Satu pesawat Rafale dari 36 unit yang dibeli New Delhi, pertama kali telah diserahkan dalam sebuah upacara resmi di pabrik Dassault Aviation, Merignac, Perancis pada 8 Oktober 2019. Pesawat tersebut masih berada di Perancis. Sejumlah pilot-pilot Angkatan Udara India juga telah dikirim ke Perancis untuk pendidikan menerbangkan Rafale.
India dan Perancis pada 2016 telah menandatangani kontrak senilai 8,7 miliar dolar AS untuk pengadaan 36 jet tempur Rafale dari Dassault Aviation berikut persenjataannya yang akan dipasok oleh MBDA.
Seluruh pesawat akan dikirimkan dengan diterbangkan langsung dari Perancis ke India. Pengiriman terakhir pesawat ini akan selesai pada 2022.
Selain digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut Perancis, Rafale juga digunakan oleh Angkatan Udara Mesir sebanyak 24 unit.
Qatar adalah negara lain yang memesan 36 Rafale dengan opsi tambahan 36 unit. Pesawat akan digunakan oleh Angkatan Udara Emiri Qatar (QEAF).
Rafale dibuat dengan komposisi tempat duduk tunggal dan tandem. Pesawat ini memiliki panjang 15,27 m, rentang sayap 10,9 m, serta tinggi 5,34 m.
Pesawat dengan bobot terbang maksimum (MTOW) 24.500 kg ini ditenagai oleh dua mesin Snecma M88-2 turbofan dengan kekuatan dorong 50,04 kN/mesin (atau 75 kN/mesin saat afterburner).
Rafale mampu terbang hingga kecepatan maksimum 1,9 Mach dengan radius tempur mencapai 1.850 km.
Salah satu kelebihan Rafale di antaranya adalah mampu membawa rudal udara ke udara jarak jauh MBDA Meteor dengan jarak jangkau tembakan lebih dari 100 km terhadap sasarannya.
Rafale mampu membawa 9 ton beragam persenjataan untuk melaksanakan misi omnirole atau berbagai peran.
Roni Sontani