AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – JSC Rosoboronexport, bagian dari Rostec State Corporation, Rusia mulai menawarkan radar terbaru yang dapat mendeteksi target-target udara berkecepatan hipersonik.
Radar bergerak jenis tiga dimensi dengan kode 59N6-TE ini dibangun oleh Pusat Penelitian dan Produksi Federal, JSC Nizhniy Novgorod Research Institute of Radio Engineering (NNIIRT).
CEO Rosoboronexport Alexander Mikheev mengatakan, radar 59N6-TE merupakan hasil kerja ribuan para peneliti, perancang, dan insinyur Rusia untuk menghasilkan radar modern yang dapat mendeteksi target-target udara saat ini maupun masa medatang.
Selain untuk diekspor, kata Mikheev, radar ini tentu saja dibuat untuk kebutuhan dalam negeri Rusia.
Dijelaskan, radar 59N6-TE merupakan radar anti-jamming dan berkemampuan menangkap target-target udara pada ketinggian menengah dan high altitude. Selain mendeteksi target-target bergerak kecepatan hipersonik, radar ini juga efektif untuk mendeteksi objek-objek balistik dan aerodinamik.
Seperti Airspace Review pelajari dari rilis berita Rosoboronexport, radar 59N6-TE memberikan data jarak, azimuth, dan ketinggian target. Radar ini dapat mendeteksi target yang terbang dengan kecepatan hingga 8.000 km/jam pada jarak hingga 450 km dan ketinggian hingga 200 km. Data-data yang ditangkap oleh radar selanjutnya dapat disalurkan ke sistem C4I (Command, Control, Communications, Computers).
Radar 59N6-TE dapat dioperasikan pada mode otomatis maupun semi-otomatis. Radar ini dapat melacak 1.000 target udara dan mengenali delapan target khusus meliputi rudal anti-radar dan memberikan peringatan kepada para awak akan bahaya yang datang.
Radar ini juga dapat menenali target-target udara dalam sistem pengenalan radar internasional Mk-XA dan ATC RBS.
Sistem radar 59N6-TE diusung menggunakan truk KAMAZ-6560. Rusia menawarkan sistem radar bergerak terbarunya ini, khususnya kepada negara-negara di kawasan Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Roni Sontani
INDONESIA harus punya Radar ini !
Bismillah indonesia butuh radar radar 59 te ini dari rusia bisa jadi calon utama diakuisisi,… kalo kita butuh radar kenapa tidak kita wujudkan kebutuhan tersebut tahun 2024 ini