AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – India berencana untuk membeli pesawat tempur produksi dalam negeri, HAL Tejas, ketimbang membeli jet tempur buatan luar negeri. Hal ini diputuskan New Delhi, dua tahun setelah menggelar tender pengadaan 114 pesawat tempur.
Kepala Staf Pertahanan India, Bipin Rawat, mengatakan hal itu dalam sebuah wawancara di ibu kota India.
Dikatakan, New Delhi telah menganggarkan 6 miliar dolar AS untuk membeli tambahan 83 unit pesawat tempur ringan Tejas, melengkapi 40 unit pesanan pertama.
“Angkatan Udara India telah mengalihkan hal itu ke LCA,” kata Rawat saat ditanya mengenai perkembangan tender pesawat tempur dari luar negeri.
Ditambahkan bahwa IAF telah memutuskan untuk lebih memilih pesawat tempur buatan dalam negeri.
Sebelumnya, India menggelar tender pengadaan 114 jet tempur kepada para pabrikan pesawat dunia senilai 15 miliar dolar AS.
Seperti Airspace Review pelajari dari pemberitaan Bloomberg (14/5), Perdana Menteri India Narendra Modi, pada minggu ini mengatakan, pembelian produk dalam negeri dapat meningkatkan ekonomi negara di tengah wabah virus corona.
Proses pembelian pesawat tempur dari luar negeri oleh India mengalami pasang surut dalam satu dekade terakhir. India yang telah memutuskan untuk membeli 126 Rafale dari Perancis tahun 2015 senilai 11 miliar dolar AS, kemudian menganulirnya menjadi hanya 36 unit saja.
Pada April 2018, India menggelar tender pengadaan 114 pesawat tempur. Pabrikan-pabrikan pesawat seperti Boeing, Saab, Sukhoi, dan lainnya datang menawarkan produk unggulan masing-masing.
India saat ini membutuhkan penambahan skadron pesawat tempur dari 31 menjadi 42 skadron.
Setelah membeli 123 Tejas, rencana berikutnya adalah pembelian sejumlah Tejas Mark-II, jet tempur kelas medium. Uji penerbangan pesawat ini dijadwalkan akan dilaksanakan pada 2022.
Roni Sontani