Kilas Balik: Thailand pernah minta F-15 untuk hadapi Su-27 Vietnam

F-15C EagleUSAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Thailand pernah meminta kepada Amerika Serikat (AS) untuk mengabulkan permohonan dapat membeli sejumlah F-15 Eagle. Hal ini dilakukan Bangkok tahun 1995 untuk mengimbangi Angkatan Udara Vietnam (VPAF) yang mulai diperkuat Su-27 pada bulan Mei di tahun itu.

Vietnam menjadi negara kedua di Asia setelah China yang membeli Su-27 lebih dulu. Tahun 1994 Vietnam memesan lima Su-27SK dan satu Su-27UBK. Pesawat digunakan untuk memperkuat Resimen Tempur ke-937 yang barmarkas di Pangkalan Udara Phan Rang, Provinsi Hau Giang. Tahun berikutnya jumlah pesanan ditambah.

Tidak hanya memohon untuk mendapatkan F-15, Bangkok juga meminta agar Washington mengabulkan Angkatan Udara Thailand (RTAF) untuk memiliki rudal AIM-120 AMRAAM.

Hal ini diinginkan Bangkok untuk mengimbangi rudal Vympel NPO R-77 (NATO: AA-12 Adder) yang akan segera menyusul melengkapi armada Su-27 Vietnam.  

Seperti diketahui, AIM-120 AMRAAM dan R-77 sama-sama merupakan rudal udara ke udara di kelas jarak jangkau menengah (BVR).

Yang menarik untuk dicermati, pengguna rudal R-77 pertama di luar Rusia ternyata adalah Malaysia. Angkatan Udara Malaysia (RMAF/TUDM) menggunakan rudal ini sebagai persenjataan MiG-29N yang mulai dioperasikan Kuala Lumpur pada 1995.

Untuk itu pula, Thailand berkeinginan memiliki AIM-120 AMRAAM guna mengimbangi kekuatan udara negara-negara tetangganya tersebut.

Keinginan Thailand memiliki F-15 dan rudal AIM-120 seiring rencana Bangkok untuk membeli pesawat tempur baru. Saat itu, RTAF mengoperasikan 36 F-16A/B Fighting Falcon dan bermaksud menambah kekuatan.

Thailand bahkan menyatakan bersedia mendapatkan armada F-15 yang grade-nya lebih rendah dari F-15S milik Arab Saudi.

F-15Cs
USAF

Namun demikian, AS tidak serta merta merestui keinginan Thailand memiliki F-15. Alih-alih menjual F-15, Washington menawarkan F-16C/D dan F/A-18D.

Bangkok kemudian “mengancam” Washington dengan mengatakan akan membeli pesawat tempur non-AS. Salah satu alternatifnya adalah Dassault Mirage 2000-5 dari Perancis yang dilengkapi rudal Matra MICA.

Tak tinggal diam, Rusia pun menawarkan Su-27, MiG-29, dan bahkan Su-35 dengan imbal dagang komoditi pertanian. Namun sulit bagi Thailand untuk menggunakan pesawat tempur buatan Rusia karena kiblatnya ke AS.

Akhirnya, keputusan yang diambil Thailand adalah menambah armada F-16A/B dan F-16ADF (Air Defense Fighter) yang sudah mampu menembakkan rudal AMRAAM. Thailand juga kemudian hari memodernisasi F-16A/B menjadi F-16AM/BM.

Mengenai F-15, Negeri Gajah Putih rupanya cukup bermimpi saja. Karena faktanya, hingga saat ini Bangkok tidak pernah bisa mendapatkan armada jet tempur F-15.  

Tahun 2008, Bangkok membeli 12 pesawat JAS 39C/D Gripen buatan Saab, Swedia. Pesawat mulai diterima oleh RTAF pada 2011.

Roni Sontani

5 Replies to “Kilas Balik: Thailand pernah minta F-15 untuk hadapi Su-27 Vietnam”

  1. Kasihan kiblat AS dipandang sebelah mata sama Amrik, beda sama negerinya lee kuan yew, paman Sam suka pilih pilih temen

  2. Begitu seperti Thailand pemerintahnya punya prinsip tidak diberi atau kena sanksi bebas beli pesawat tempur dari mana saja tdk selalu mengandalkan dari Amerika, Rusia sdh mengakui Indonesia adalah saudara tua justru Su 35 dan Su 57 itu yg ditakuti Amerika jangan sampai Autralia dan Singapura tersangi Indonesia

  3. F15 sebenarnya juga impian TNI AU…..mudah2an setelah SU35 di batalkan bisa di ganti F16V dan F35 Lighting…..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *