AIRSPACE REVIEW – (airspace-review.com) – Sistem pertahanan udara jarak jauh, S-400 Triumf, berhasil menghancurkan rudal balistik. Target sudah terkunci pada jarak 400 km.
Kementerian Pertahanan Rusia (MoD) menyatakan, S-400 milik Distrik Militer Pusat (CVO) Rusia tersebut menghancurkan rudal balistik dalam suatu latihan di Telemba Range, Republik Buryatia. Rudal hipersonik disimulasikan sebagai rudal balistik yang dihancurkan oleh S-400 dalam latihan tersebut.
Hal itu sesuai dengan perencanaan latihan di mana rudal balistik diluncurkan oleh pihak lawan untuk menghancurkan sejumlah fasilitas militer. Sistem S-400 kemudian menghancurkan target tersebut setelah berhasil menguncinya pada jarak 400 km.
Menurut MoD, rudal balistik yang diluncurkan adalah Favorit-RM dan Armavir.
S-400 telah dijual ke sejumlah negara, antara lain China, Turki, serta India yang sedang menunggu pengiriman sistem pertahanan udara ini.
Pada Indo Defence 2018, Rosoboronexport memperkenalkan sejumlah sistem pertahanan udara buatan Rusia termasuk S-400 Triumf. Rusia juga memperkenalkan sistem pertahanan udara lainnya seperti Buk, Tor, Pantsir, dan Verba.
Sejumlah pemberitaan media menyebut, saat ini S-400 merupakan sistem pertahanan udara paling kuat di dunia.
S-400 dapat mendeteksi target hingga jarak 600 km dan menghancurkannya sasaran pada jarak 400 km jika menggunakan rudal 40N6E terbaru. Sementara bila menggunakan rudal 48N6E sasaran dapat dihancurkan pada jarak 250 km.
Rudal sistem S-400 terbang dengan kecepatan 4,8 km/detik dan dapat menjangkau sasaran hingga ketinggian 60 km.
Rusia menyebut, dibandingkan dengan produk dari negara lain, S-400 masih unggul. Patriot SAM dari Amerika Serikat misalnya, memiliki jarak jangkau sekitar 100 km. Sementara FD-2000 dari China berdaya jangkau 200 km.
S-400 dapat disiapkan dalam 5 menit. Sementara Patriot PAC-3 membutuhkan waktu 25 menit dan FD-2000 dari butuh 6 menit.
Rudal S-400 memiliki berbagai mode aplikasi, termasuk pelayanan aktif dan menggunakan informasi dari sumber eksternal.
Roni Sontani