LAPAN rancang pesawat regional turboprop jumbo N2140

Setelah sukses merancang pesawat komuter ringan N219 yang dibuat bersama PTDI (PT Dirgantara Indonesia), lembaga riset LAPAN (Lembaga Penerbangan dan AntariksaIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Setelah sukses merancang pesawat komuter ringan N219 yang dibuat bersama PTDI (PT Dirgantara Indonesia), lembaga riset LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) kembali merancang pesawat yang lebih besar N2140.

Sebenarnya berita pengembangan pesawat komuter regional berpenumpang 140 orang ini telah disampaikan LAPAN di hadapan media pada November 2015 silam.

Seperti diungkapkan kala itu oleh Kepala Program Pesawat Terbang LAPAN, Agus Aribowo, disebutkan bahwa LAPAN bermaksud merancang pesawat propeler komersial (sipil) terbesar di dunia yaitu N2140.

Desain N2140 sendiri akan menyerupai PTDI N245 dan Regio R80. Pesawat menggunakan sayap tinggi dengan winglet di ujungnya dan ekor belakang model huruf T. Disebutkan, N2140 nantinya akan ditenagai sepasang mesin turboprop, bukan mesin jet (turbofan).

Terdapat dua kandidat mesin turborop yang akan digunakan. Pertama EuroProp TP400-D6 yang saat ini digunakan oleh pesawat angkut militer A400M. Mesin ini memiliki daya 11.000 hp (each).

Kedua adalah mesin propfan Progress D-27 buatan Ukraina yang menjadi penggerak pesawat badan tambun militer Antonov An-70 berdaya hingga13.880 hp (each).

Meski bukan mesin jet, TP400-D6 dan D-27 memiliki kemampuan layaknya mesin pesawat jet. Daya jelajahnya menyerupai pesawat jet sekelas Boeing 737 dan Airbus A320. 

Keunggulan kedua mesin adalah hemat dalam pemakaian bahan bakarnya. Lebih irit 20-25 persen, namun mampu melesat layaknya jet berkecepatan subsonik.

Kalau Boeing Boeing 737 dan Airbus A320 memiliki kecepatan hingga 0,78 mach (960 km/jan), maka TP400-D6 dan D-27 mendekatinya, kisaran 0,7 mach (860 km/jam). 

Keunggulan lain dari N2140 adalah mampu lepas landas di landasan pacu 1.500 m, sementara jet sekelas Boeing B737 dan Airbus A320 memerlukan landasan hingga 2.000 m.

Pembiayaan N2140 nantinya akan diusulkan untuk mendapatkan dukungan dana dari pemerintah. Sekurangnya dibutuhkan 1 triliun rupiah untuk membiayai program awal pengembangan hingga proses sertifikasinya. Program pengembangannya memakan waktu sekira 10 tahun.

Dari roadmap program pengembangan pesawat transpor nasional yang beredar di dunia maya, program N2140 telah bergeser jadwalnya dan akan dimulai pada 2028 hingga 2038.

Bila terwujud, N2140 tak memiliki lawan di kelasnya. Saat ini pesawat regional turboprop hanya diisi kelas 80 penumpang seperti ATR-72 buatan Perancis-Italia, Dash 8 Q-400 buatan De Havilland Canada (DHC) Kanada, dan Ilyushin Il-114 dari Rusia.

Kehadiran pesawat turboprop jumbo N2140 nantinya akan melengkapi lini pesawat komuter regional buatan dalam negeri. Mulai dari N219 berawak 19 orang, N245 kelas 45 penumpang, dan Regio Aviasi R80 kelas 80 penumpang.

Rangga Baswara Sawiyya

editor: ron

5 Replies to “LAPAN rancang pesawat regional turboprop jumbo N2140”

  1. Sedikit meluruskan, dalam posisi ini Lapan tidak merancang pesawat udara. Project ini merupakan project bersama dengan kolega PTDI.

    Pesawat regional twin turboprop dengan penumpang 140 memang belum ada, kalaupun alasannya hemat bahan bakar dan stol, menurut ane kurang tepat, dengan jumlah penumpang 140 akan lebih efisien dengan jet, bisa terbang tinggi dan jarak lebih jauh. Tambah 40 pax, udah jadi 737-800/8

    Embraer sukses dengan e-190 dan 170, dengan penumpang sekitar 128 mereka suskes dengan jarak menengah

    Apakah sudah ada riset pasar terkait kebutuhan tersebut?

  2. Oh… ternyata mesin A-400M tergolong hemat bahan bakar (untuk pesawat penumpang)?
    Dan mesin D-27 apakah tidak terlalu bising dan getar (untuk nilai tambah sebagai pesawat penumpang)?

  3. Kenapa bukan N250 dan N270 yang jelas-jelas sudah terbang yang dilanjutkan sampai sertifikasi?
    Toh teknologinya tidak ketinggalan jaman dan marketnya ada (ganti ATR 42/ATR72 juga Bombardier 400)

  4. nunggu 2038,bhhhhhhuuueeehhh bosssssssssssssssssssss …. ….Ah .itu kalo iya diurus manusia yang benar,apa jadinya digigit tikus pula dari tahun ke tahun lebih duluan?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *