AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pesawat mata-mata U-2 Dragon Lady milik Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) akan mendapatkan modernisasi pada bagian avionik, sistem komputer, dan tampilan layar di kokpit.
Untuk pengerjaan hal itu, USAF telah memberikan kontrak 50 juta dolar AS kepada Lockheed Martin.
Disebutkan, avionik si jet hitam akan menggunakan produk terbaru. Demikian juga dengan sistem komputer misi akan diganti dengan model terbuka (open mission systems/OMS) yang dapat terintegrasi dengan sistem di udara, darat, laut, dan siber.
Pada bagian kokpit akan dipasang tampilan layar modern untuk meringankan kerja pilot.
Selain itu pengiriman data-data intelijen hasil pengumpulan pesawat buatan Lockheed ini dapat ditransmisikan lebih cepat.
U-2 terbang perdana pada 1 Agustus 1955. Pesawat ini hanya dibuat 104 unit pada kurun 1955-1989 dan awalnya dioperasikan oleh Badan Intelijen Pusat (CIA).
Dijadwalkan, pesawat hasil modernisasi dapat mengudara pada 2022.
Satu pesawat U-2 pernah ditembak jatuh oleh Uni Soviet menggunakan rudal darat ke udara S-75 Dvina (SA-2 Guideline) pada 1 Mesi 1960.
Saat itu, Francis Gary Powers pilot CIA yang menerbangkan pesawat ini tengah melaksanakan pemotretan udara di wilayah Uni Soviet.
Pesawat pun ditembak jatuh dan Powers berhasil keluar dari pesawat menggunakan korsi lontar.
Setelah mendarat menggunakan parasut di Sverdlovsk (sekarang Yekaterinburg), ia pun ditangkap dan menjadi tahanan oleh Uni Soviet.
Roni Sontani