AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tahun 2017 lalu pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan memesan sistem senjata rudal pertahanan udara (sisdal hanud) menengah NASAMS (Norwegian Advanced Surface to Air Missile System) dari Norwegia dengan nilai sekitar 101 juta dolar AS yang dibiayai dari kredit ekspor.
Jika tak ada aral melintang, seharusnya pada 2020 ini sisdal hanud tersebut sudah tiba dan mamayungi langit ibu kota.
Sistem senjata (sista) jenis rudal hanud jarak menengah memang sudah empat dekade absen dari jajaran kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sejak dinonaktifkannya rudal S-75 Dvina (NATO: SA-2 Guideline) awal tahun 1980-an, TNI belum lagi diperkuat sista sejenis.
Dibeli dalam persiapan Operasi Trikora untuk merebut Irian Barat (sekarang Papua) dari Belanda, S-75 Dvina yang berjangkauan tembak 60 km memiliki daya gentar (deterrent) yang tinggi. Sama seperti S-75 Dvina, kabarnya NASAMS juga akan ditempatkan di kawasan Teluk Naga, Tangerang, untuk “memayungi” Jakarta.
NASAMS diproduksi Kongsberg Defence Systems (Norwegia) yang bekerja sama dengan Raytheon (AS). Satu satuan rudal atau “baterai” (missile battery) NASAMS terdiri dari beberapa subsistem, di antaranya 6 – 8 unit launcher/peluncur rudal yang masing-masing berkapasitas enam pucuk rudal.
Selain itu terdapat radar mobile berteknologi 3D, sistem penjejak elektro optik, modul kendali dan komando, serta unit generator listrik. Setiap subsistem tersebut bersifat modular dan dipasang di atas platform truk kelas menengah.
Inilah salah satu keunggulan NASAMS, di mana setiap subsistemnya dapat diboyong pesawat angkut sekelas C-130 Hercules. Artinya, NASAMS memiliki mobilitas tinggi dan dapat cepat digelar di tempat lain.
Keunggulan NASAMS lainnya adalah fleksibilitas rudalnya. Selain rudal standar AIM-20 AMRAAM yang ditawarkan, peluncur NASAMS dapat mengakomodasi rudal ESSM dan AIM-9X Sidewinder.
ESSM (Evolved Sea Sparrow Missile) memang rudal hanud permukaan ke udara. Tapi AIM-20 AMRAAM dan AIM-9X Sidewinder aslinya adalah rudal udara ke udara, dipakai pesawat tempur buatan AS dan NATO.
Dengan kata lain, NASAMS dapat memakai stok rudal AMRAAM maupun Sidewinder yang sama dengan yang dipakai jet-jet tempur TNI AU. Fitur inilah yang merupakan salah satu poin yang menarik bagi TNI AU sebagai pengguna NASAMS.
Bila dipasangi AIM-120C AMRAAM, sisdal NASAMS berjangkauan tembak sekitar 50 – 70 km. Jangkauan tembak AIM-20C jika diluncurkan dari platform darat memang lebih pendek dari jangkauan “asli”-nya saat ditembakkan dari pesawat tempur (sekitar 90 – 120 km).
Ada berita NASAMS pesanan Indonesia akan dipersenjatai dengan AIM-120C-7, sama dengan yang dipesan untuk mempersenjatai armada jet tempur F-16 Fighting Falcon milik TNI AU.
Dan menurut sumber terpercaya, NASAMS bukan satu-satunya rudal hanud yang akan memperkuat TNI AU. Kabarnya selain rudal hanud menengah, kelak rudal hanud jarak jauh juga akan mengisi jajaran kekuatan TNI AU.
Antonius KK
Mantap ulasannya om Anton…
Semoga Rudal2 canggih jarak menangah dan jauh bisa menambah kekuatan Hanud TNI sebagai efek deteren kekuatan udara negara kita.
Neng ; duit’e sopo seng go bayar ?
sing jelas dudu duit mu. rasah mbok pikir, wis ono sing mikir.
Sudah sepatutnya lah Indonesia (TNI) segera memproritaskan dan mendukung Alusista produk dalam negeri. (Jangan mengandalkan senjata impor melulu)…
NKRI/TNI akan terus²an kesulitan mengaplikasikan payung perlindungan buat negara.
Sudah banyak senjata yg di beli dg cara² Import..!!!
Dicontek dan dibuat sendiri kan bisa..!! (yahh…rubah² sikut lah dari bentuk dan model awal..)..
Negara² lain yang awalnya beli dan contek² faktanya sekarang mandiri Alusista..
(Yahh…mereka ngak perlu pamer² hasil jiplakannya…)
Seperti…Jepang contoh F16, China contek Su 27/30, Mig 21 dan rudal² Amerika, Korea Utara contek² kapal selam, rudal² Rusia, Korea Selatan contek² kapal Selam, Kapal perang, Tank, rudal dari Jepang dan USA, Turki contek² banyak Alusista USA dan Rusia, Iran juga contek² Alusista USA dan Rusia, India juga contek² Alusista USA dan Rusia… dan banyak negara lainnya…
Akhir pembuktiannya Mereka semua mandiri…!!! dan disegani..!!! (bukan sekedar SLOGAN MACAN ASIA).. Begitu diembargo…!! Langsung berubah jadi kucing Angora… terlihat gemoy..tapi lemah dan penakut..!!!.
Dalam hal ini… Pemerintah yang harus sangat tegas dan konsisten memfungsikan / memberdayakan semua kapasitas yang ada agar bergerak..(TNI Akomodir Potensi² dari ITB, UI, ITS, UGM dan lainnya)
***Rubah model sikit..rubah ukuran sikit…kasih nama Toman u kapal selam, Seriti (yg lincah) u pesawat, dll….
Yang penting produksi dalam negeri asli Indonesia…
Nanti kualitas akan berubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tekhnologi..
(Rindu dg bangkitnya Indonesia ku.. dan sedih pilu kita takut diancam²..)
Terimakasih..🙏🙏🙏
Utk jarak jauh jgn berharap s400 rusia, selama setiap belanja alutsista selalu didikte amerika gak akan maju bangsa ini. Paling jatuhnya ke patriot.
Patriot juga ga mungkin soalnya Amerika hanya mau menjual senjata canggih nya ke sekutunya saja
Beli seratus biji baterai rudal menengah dan 50 biji baterai rudal jarak jauh ..tempatkan di sekeliling Indonesia dan 5 buah S 400
Opo iyoooo…
Indo itu negara pegunungan bukan negara dataran kayak di Eropa. Rudal jarak jauh gak efektif karna radar panduan tembakan ud pasti gak bisa melewati gunung
Sebetulnya berharap payung udara s400..
Semua karena kehancuran ekonomi dan kebobrokan politisi kita yang korup. Jangakan produksi sendiri, beli senjata negara lain saja susah karena kita kere kebanyakan ngutang diancam embargo Amerika sdh ketakutan
Kalau rudal SAM dan pesawat tempur dulu duluan siapa yg nembak duluan. First Seeing First Shoot
Kenapa targetnya cuma untuk melindungi Jakarta, padahal masih ada kota kota besar lainya yg juga ga kalah strategis..
Karena Jakarta adalah Ibukota Negara makanya lebih prioritas.. Jika ibukota sudah terlindungi maka akan menyebar ke kota lain sesuai renstra pemerintah dalam HanKam..
Kalau S-400, spt nya tidak mungkin, kemungkinan besar sistem THAAD ,atau sistem yg serupa S-400 tapi dibuat bersama oleh Korsel dan Rusia, dan sekarang dijual oleh Korsel
Kalau beli missile SAM made in Korea 🇰🇷 selatan dan Russia 🇷🇺 itu apa bisa terhindar dari CAATSA??
Kasian betul RI…alutsista nya jalan ditempat. Akibat tdk berdaulat secara ekonomi
kenapa bukan Pantsyr M saja..??
Mimpi kale…???, su35 saja huh..gembar gemboranya thok.
Beli diam2 saja kebutuhan alustsista dari rusia. Buat secara rahasia mungkin baik di media maupun di publik. Indonesia khan ahli dlm hal begituan, kenapa gak dimanfaatkan keahlian. Dipakai atau tak dipakai yg penting sdh siap jika ada kemungkinan buruk terrhadap rwpublik ini.
nah tu pinter jg mbak iin
Bismillah setuju usulannya mba iin.mantap
SAMP-T udah diincar tni-au utk pengadaan taon 2024 keatas, itu lbh bagus jarak max. 120km pake rudal aster-30, utk air defense kota laen udah kerjasama dgn roketsan & aselsan utk sistem hisar-a/o/u mudah2an totnya jalan…
Seandainya Nasams bisa di program seperti rudal S-400 yg memiliki kemampuan Anti pesawat siluman dan rudal balistik ga ada masalah. Boleh-boleh saja. Jadi ga perlu beli rudal S-400. Tapi kalau tidak bisa maka wajib di usahakan membeli rudal S-400. Karena ancaman di zaman sekarang ini adalah pesawat siluman musuh dan rudal balistik musuh.
Adeehh, patriot yg demen makan temen aja(nembak temen dewek =D) kita ora bakal dikasih apalagi klo nasam punya kemampuan ini, gigit jari kaki palingan.
Enaknya kerja sama ama turki, ukraina kembangin rudal PSU ama anti kapal. Liat noh ama turki, br join bentaran aja kita udh diajrin bikin medium tank, klo kemaren pemerintah setuju mungkin kita udh bisa bikin drone tempur sendiri kek turki punya.
Nah medium tanknya sampai sekarang TNI aja ga mau pakai kalau memang benar² hebat pasti TNI beli banyak. Ini TNI cuma beli 14 biji buat basa basi aja.
Dicoba dulu …
14 tank dulu ..
Versi upgrade nya pada batch kedua dan berikutnya ..
Ironisnya dari banyak konflik, NASAMS tidak menunjukan tajinya… justru malah sistem pertahanan buatan Russia yang banyak berperan… Sistem rudal Patriot tidak akan mungkin di jual kepada Indonesia, Turki saja yang punya uang tidak diberikan ijin membeli hingga akirnya membeli S-400… Apalagi Indonesia, mungkin karena itulah USA berusaha keras mencegah negara manapun membeli sistem pertahanan dari Russia, karena mereka tidak bisa menawarkan hal yang sama secara mudah…
S-400 atau S-500 yes peduli amat gimana caranya biar F-35 F- 22 atau pesawat Siluman apapun mikir 7x kalau mau masuk ke kedaulatan Udara RI.
Kemungkinan S300 atau rudal BUK buatan Rusia
wilayah udara harus dilindungi ,turki mungkin jawaban yang paling relistis ,karena turki mau berbagi teknologi
Wkwkwk,anggaran nya naikin dulu buat pangkalan bawah laut beli rudal pertahanan yg bisa di luncurkan dari dalam air.buat kapal kcr yg banyak.beli kapal selam canggih.beli jet tempur rafale 100 unit.su 57 sekalian kalau mampu.minimal anggaran nya 700 triliun rupiah caranya kek mana.kurangin korupsi.
Apakah benar NASAM bisa menggunakan peluru (roket) Sidewinder??
Mohon Kemenhan dan agen kini (sekarang) memastikan setelah jadi dibeli.
Jgn sampai terjadi malah cuma tipe permukaan ke udara aja yg bisa dipakai. Padahal –katanya– fitur udara ke udara itu bisa digunakan pada NASAM jadi salah satu daya pikat.
Semoga promosinya sudah sesuai dengan kenyataan.
Seharusnya musti berani lakukan reverse enginering secara diam² tanpa publikasi pilih salah satu sistem yg akan di oprek² sampai bisa menguasainya jangan takut di sangsi contoh china yg jago copypaste yg akhirnya bisa bikin sendiri……..tergantung sikap pemerintah apa mau mendukungnya atau hanya ingin menjadi konsumen alutsista dari negara lain.