AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sejak melakukan penerbangan perdananya pada 19 Maret 1989, pesawat hibrida Bell Boeing V-22 Osprey belum memiliki pesaing yang sepadan.
Pesawat serbaguna ini mampu melesat seperti pesawat bermesin turboprop dan memiliki kemampuan tinggal landas bak helikopter.
Keunggulan ini berkat penggunaan mesin tilt rotor yang bisa diatur posisinya secara horizontal atau vertikal dalam penerbangannya.
Meski memiliki segudang kehebatan, V-22 memiliki pengguna yang terbatas, yaitu hanya beroperasi dilingkungan militer saja.
Saat ini V-22 hanya digunakan trimatra militer AS yakni USAF dengan seri CV-22, USMC dengan MV-22 dan US Navy dengan versi CMV-22B.
Angkatan Darat AS (US Army) sendiri tak mengoperasikannya. Sementara satu-satunya pelanggan ekspor datang dari Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) yang memesan versi MV-22B.
Sejak diproduksi tahun 1988, populasi V-22 Osprey masih terbatas yaitu di kisaran 200 unit saja yang telah dibuat.
Nah, untuk memperluas pasar V-22 di luar dunia militer, pabrikan Bell Boeing dikabarkan tengah meracik varian sipil yang akan digunakan untuk angkutan penumpang khususnya varian VIP.
Seperti Airspace Review pelajari dari pemberitaan Flight Global (1/4), disebutkan V-22 VIP dapat menampung 24 tempat duduk atau tempat duduk klub dengan sofa untuk tiga orang.
Memang belum disebutkan apakah V-22 VIP ini telah memiliki pelanggan atau belum, namun salah satu pasar yang diincar adalah angkutan VIP untuk militer asing.
Bila V-22 VIP terwujud maka bukanlah satu-satunya pesawat VIP tilt ritor yang akan tersedia di pasaran.
Seperti diketahui, Leonardo Italia juga tengah menyelesaikan proses sertifikasi pesawat tilt rotor AW609 yang juga akan dipasarkan sebagai angkutan penumpang dan VIP.
Yang membedakan, kapasitas muat AW609 hanya untuk 6-9 penumpang ditambah dua awaknya.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron