AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Satu arsenal lagi yang perlu diwaspadai Indonesia, dimiliki oleh negeri jiran di selatan Nusantara. Februari lalu Amerika Serikat telah mengabulkan permohonan Australia yang berhasrat memborong 200 pucuk rudal antikapal generasi terbaru yaitu AGM-158C LRASM (long range anti-ship missile).
Ke depannya, rudal antikapal berteknologi siluman (stealth) ini dapat diluncurkan dari tiga jenis alutsista matra udara Australia sekaligus, yaitu jet tempur F/A-18F Super Hornet dan F-35A Lightning II serta pesawat patroli maritim (patmar) P-8A Poseidon.
Saat ini F/A-18F Super Hornet sudah siap menenteng rudal antikapal berjangkauan sekitar 200 mil laut (360 km) ini. Sementara proses integrasi dan sertifikasi untuk dapat diluncurkan dari F-35 dan P-8A diperkirakan akan rampung pada 2026.
AGM-158C LRASM merupakan varian antikapal dari rudal jelajah AGM-158B JASSM-ER (joint air-to-surface standoff missile – extended range). Keduanya merupakan pengembangan lanjutan dari rudal jelajah taktis AGM-158A JASSM (joint air-to-surface standoff missile).
Itu sebabnya, pembelian LRASM oleh Australia tidaklah mengejutkan, karena AU Negeri Kanguru itu sudah duluan memiliki sekitar 260 pucuk AGM-158A JASSM yang dibeli tahun 2006.
Untuk melakoni misinya menjagal kapal lawan, LRASM dibekali perangkat penjejak target (seeker) yang berbeda ketimbang JASSM-ER. Ini dimaksudkan untuk optimasi penjejakan, karena sifat targetnya yang berbeda.
Rudal jelajah macam JASSM-ER umumnya dipakai untuk menghajar target tak bergerak (stationary), sementara rudal antikapal – sesuai namanya – difungsikan untuk menghancurkan kapal perang lawan yang merupakan target bergerak (mobile target).
LRASM dibuat untuk menggantikan generasi lawas rudal antikapal AGM-84 Harpoon. Sama seperti Harpoon, LRASM pun didesain untuk dapat diluncurkan dari kapal perang permukaan, di mana peluncurannya dibantu booster pendorong.
Menarik dicatat, meski mampu membawa dan meluncurkan LRASM, jet tempur siluman F-35 Lightning II akan kehilangan sifat silumannya saat membawa rudal ini. LRASM tidak muat dalam ruang senjata internal (weapons bay) F-35, sehingga rudal itu harus dicantelkan di gantungan (pylon) bawah sayap, membuat F-35 jadi “non stealthy”.
Selain jet tempur dan pesawat patmar, LRASM juga dapat ditenteng oleh pembom B-1B Lancer, B-52 Stratofortress dan pembom siluman B-2A Spirit. Ke depannya LRASM juga akan diintegrasikan pada jet-jet tempur macam F-15E Strike Eagle dan tentunya F-16 Fighting Falcon.
Dengan jejak tangkapan radar (RCS) yang amat rendah serta emisi panas dari mesinnya yang juga rendah, LRASM diklaim sulit dijejak hingga jarak yang amat dekat dengan targetnya.
Dalam beberapa tes dengan berbagai alutsista berbeda, LRASM berulang kali membukukan “direct hit” alias perkenaan telak.
Antonius KK
editor: ron