AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) mengajukan peningkatan kemampuan (upgrade) armada F-16 Block 32 mereka dengan IFF (identification friend or foe) Mode 5, datalink taktis (TDL) Link 16, serta perlengkapan pendukung lainnya.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) Amerika Serikat mengatakan, nilai kontrak ditaksir mencapai 194 juta dolar AS. Tidak disebutkan berapa unit pesawat yang akan di-upgrade dalam program ini.
Kementerian Luar Negeri AS, seperti Airspace Review kutip dari siaran berita DSCA (30/3), telah memberikan lampu hijau untuk pengajuan tersebut dan kini tinggal menunggu persetujuan Kongres AS untuk dapat diimplementasikan.
Korea Selatan merupakan negara pertama pengguna F-16C/D di luar Amerika Serikat.
Proyek pengadaan 36 F-16C/D Block 32 digagas Korea Selatan pada 1981 melalui program Peace Bridge dengan penambahan empat unit pada 1988.
Namun, tahun 1989 nama proyek diganti menjadi Korea Fighter Program (KFP) dan pilihan beralih dari F-16 ke F/A-18.
Setahun kemudian pada 1990, keputusan ini direvisi dan dikembalikan lagi pada rencana pengadaan F-16.
Tahun 1991 KFP memutuskan untuk membeli 120 F-16C/D Block 32. Kelompok pesawat pertama F-16C/D yang sudah disetarakan ke Block 52 pun datang pada 1994.
Pengadaan F-16 terus dilanjutkan setelah itu. Bahkan, Korea Selatan mengajukan pembuatan F-16 Block 52 secara lisensi di dalam negeri, yaitu yang diberi kode KF-16.
Saat ini ROKAF mengoperasikan kurang lebih 170 F-16C/D termasuk KF-16.
Roni Sontani