AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Penyedia latihan tempur udara asal Amerika Serikat, Draken International, menghadirkan jet tempur Mirage F1M di Pangkalan Udara Nellis. Pesawat yang telah dimodernisasi ini akan digunakan untuk latih tanding dengan Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF).
Pesawat akan berperan sebagai sebagai “Pasukan Merah” alias musuh bagi kelompok penempur generasi keempat dan generasi kelima USAF di Area Latihan Pelatihan dan Pengujian Nevada (NTTR).
Draken International selain menyediakan pesawat, juga mengembangkan taktik dan teknik pertempuran udara. Pilot-pilotnya mahir dan terlatih.
Saat ini, Draken International merupakan perusahaan penyedia latihan tempur udara komersial terdepan di dunia.
Adapun Mirage F1M, pesawat tempur generasi ketiga ini dihidupkan lagi oleh Draken International bekerja sama dengan Paramount Aerospace Systems.
Draken seperti Airspace Review kutip dalam siaran beritanya mengatatakn, proyek pengerjaan pesawat F1M dilaksanakan di fasilitas perawatan Draken di Lakeland, Florida.
Tidak hanya Mirage F1M, Draken juga memiliki armada pesawat tempur supersonik lainnya, termasuk Atlas/Denel Cheetah bekas pakai Angkatan Udara Afrika selatan.
Draken International membeli 22 jet tempur kursi tunggal Mirage F1M dan varian kursi ganda F1B bekas pakai Angkatan Udara Spanyol.
Spanyol pada 1996 melaksanakan proses upgrade armada F1M senilai 96 juta dolar AS. Modernisasi meliputi bagian kokpit, sistem serang elektronik, dan radar.
Pada 2013 pesawat-pesawat tersebut dipensiunkan oleh Spanyol dan kemudian dibeli oleh Draken International pada September 2017.
Pesawat pertama F1M yang dihidupkan lagi oleh Draken, terbang perdana pada 12 November 2019.
Mirage F1 merupakan pesawat tempur serang buatan Dassault Aviation, Perancis. Pesawat ini dirancang dan dibuat mulai era 1960-an. Angkatan Udara Spanyol merupakan pengguna terbesar varian F1M.
Menurut catataan, total terdapat 720 unit Mirage F1 yang berhasil dibuat Dassault pada kurun 1966-1992.
Pesawat berkepatan terbang maksimum 2,2 Mach ini terlibat dalam berbagai medan pertempuran. Mulai dari Perang Sahara Barat tahun 1975, Perang Iran-Irak, Perang Teluk, perang Perbatasan Afrika Selatan, Perang Afganistan, Perang di Libya, hingga konflik di Mali Utara tahun 2012.
Roni Sontani