AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Proyektil 2K25 Krasnopol kaliber 152/155 mm merupakan munisi pasukan artileri yang diluncurkan menggunakan kanon dari kendaraan tempur darat, Self-Propelled Howitzer (SPH) seperti 2S19 Msta-S.
Di Suriah proyektil berpemandu laser semi otomatis ini menjadi salah satu senjata rahasia Rusia untuk menghancurkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
Video mengenai hal ini sebenarnya telah muncul pada 2017 lalu. Proyektil kanon bersayap ini digunakan Rusia untuk menyerang balik pasukan-pasukan musuh yang telah menyerang Pangkalan Udara Khmeimim.
Lalu, bagaimana proyektil ini bisa tepat mengenai sasaran.
Media-media di Rusia termasuk Rossiyskaya Gazeta memberitakan video yang memperlihatkan bagaimana Krasnopol menghancurkan sasarannya.

Salah satu video tanpa keterangan tanggal, diunggah oleh akun twitter @RALee85 peneliti kebijakan pertahanan Rusia. Diduga, video ini diambil beberapa tahun lalu.
Video itu diambil dari drone yang digunakan untuk memberikan panduan posisi sasaran bagi Krasnopol. Meski demikian, tidak disebutkan drone apa yang digunakan. Ada yang menduga, drone semacam “Grenade-4” dapat digunakan untuk hal ini.
Drone dengan panjang 2,4 m dan rentang sayap 3,2 m ini mampu terbang selama empat jam dan jarak jelajah hingga 70 km.
Ada juga drone Orlan-10, yang digunakan sebagai pemandu dari udara untuk penembakan Howitzer 2A65 Msta-B SP dari darat.

Krasnopol-M2, senjata artileri warisan Uni Soviet yang dikembangkan lagi oleh Rusia, dibuat sesuai standar NATO.
Menurut pabrik pembuatnya, KBP Instrument, proyektil ini dapat diluncurkan menggunakan beragam jenis kanon artileri seperti G5, G6, M109, TRF1, dan lainnya.
Proyektil kanon howitzer ini dapat diluncurkan hingga jarak 25 km terhadap targetnya dengan cara melambungkannya ke udara melewati rintangan dan akhirnya meluncur mengenai sasarannya.
Roni Sontani