AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China akan memodifikasi jet latih JL-9 Shanying (Mountain Eagle/Elang Gunung) menjadi jet latih berbasis kapal induk. Pesawat diperlukan karena Penerbangan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLANAF) membutuhkan banyak pilot untuk mengawaki jet tempurnya.
Untuk diketahui, setelah China memiliki kapal induk yang pertama yaitu Liaoning, kapal induk kedua sudah menyusul masuk dinas PLAN pada Desember 2019 yaitu Shandong (17).
JL-9 atau FTC-2000 dibuat oleh Guizhou Aviation Industry Import/Export Company (GAIEC) untuk Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).
Mengutip pemberitaan Navy Recognition, pesawat ini telah menggunakan kokpit digital dengan menghadirkan layar tampilan multifungsi, head-up display, radar warning reciver, electronic countermeasures, electronic flight instrumentation system, 1553B MILSTD databus, INS, GPS, dan komputer data udara.
Untuk persenjataan, JL-9 dilengkapi kanon laras tunggal Type 23-1 kaliber 23 mm serta lima gantungan di sayap dan badan bagian tengah.
Elang Gunung dapat membawa rudal udara ke udara jarak dekat dan jarak menengah, rudal udara ke darat, bom tak berpemandu, dan roket.
JL-9 terbang perdana pada 13 Desember 2003. Pesawat mulai digunakan oleh PLAAF pada 2015. Selain China, Sudan menjadi negara lain pengguna pesawat ini dengan mengakuisisi enam unit.
Roni Sontani