AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di tengah ketidakpastian soal nasib Boeing 737 MAX 8 yang didaratkan sejak Maret tahun lalu, Boeing berusaha bangkit dengan melaksanakan uji taxi (melaju pelan di landasan) pesawat Boeing 737 MAX 10.
Uji taxi pertama 737 MAX 10 dilakukan di fasilitas Boeing di Renton, Washington pada 3 Maret 2020.
Dijadwalkan, 737 MAX 10 dapat melaksanakan penerbangan perdananya pada akhir tahun ini.
Boeing 737 MAX 10 merupakan varian terbesar dari keluarga 737 MAX dibanding saudaranya MAX 8 dan MAX 9 yang sudah mendapatkan sertifikasi lebih dulu namun kini masih terkena larangan terbang.
Sementara MAX 7 yang mengudara perdana pada 16 Maret 2018, merupakan varian terkecil dan hingga saat ini belum juga digunakan di maskapai.
MAX 10 akan ditenagai mesin dengan teknologi terkini yakni CFM International LEAP-1B.
Pesawat dengan panjang 43,8 m dan rentang sayap 35,56 m berkapasitas maksimum 230 penumpang tergantung konfigurasi yang dipilih.
Dibandingkan dengan tiga varian lainnya, MAX 7, MAX 8, dan MAX 9, maka MAX 10 memiliki jarak jangkauan terbang paling pendek yakni 6.110 km.
Terjauh jangkauan terbangnya adalah MAX 7 yakni hingga 7.130 km.
Hingga saat ini Boeing telah berhasil menjual 3.200 unit MAX 8. Sementara MAX 10 sudah terjual 550 unit. Namun, tentu saja belum satu pun terkirim ke pelanggannya karena pesawat ini baru memulai uji taxi.
United Airlines adalah pelanggan terbesar dengan memesan 100 MAX 10.
Roni Sontani