AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Komando Satuan Tugas Rusia telah mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknya tidak dapat menjamin keamanan penerbangan pesawat Turki di atas Suriah.
Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Pihak yang Bertentangan di Suriah, Oleg Zhuravlev, mengatakan hal itu.
“Dalam kondisi seperti ini, Komando Gugus Tugas Rusia tidak dapat menjamin kemanan penerbangan pesawat Turki di atas Suriah,” ujarnya seperti Airspace Review kutip dari TASS, Minggu (1/2).
Ditegaskan, pemerintah Suriah mempunyai kekuatan untuk menyatakan penutupan wilayah udara di atas Idlib.
Sebuah sumber di Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan, pada hari Minggu jet tempur F-16 Angkatan Udara Turki telah menjatuhkan dua pesawat tempur Angkatan Udara Suriah di atas zona de-eskalasi Idlib. Pilot Suriah berhasil keluar dari pesawat dan selamat.
Sumber itu juga mengatakan, sistem pertahanan udara Suriah telah menghancurkan enam pesawat tanpa awak milik Turki.
“Laporan di internet yang mengatakan bahwa pesawat Su-24 milik Angkatan Kedirgantaraan Rusia telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara portabel-manusia di atas zona de-eskalasi Idlib adalah tidak benar,” tegas Zhuravlev meluruskan pemberitaan.
Situasi di sekitar Idlib memburuk sejak sepekan terakhir. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa kelompok pemberontak berusaha melakukan serangan besar-besaran.
Tentara pemerintah Suriah kemudian membalas dengan memberikan serangan udara, yang menurut Ankara telah menewaskan 33 tentara Turki.
Pada hari Minggu diberitakan, dua pesawat Su-24 (NATO: Fencer) milik Angkatan Udara Suriah berhasil dijatuhkan di atas Idlib.
Sumber-sumber menyebutkan, pesawat itu ditembak jatuh oleh pesawat tempur F-16 Fighting Falcon milik Angkatan Udara Turki.
Peristiwa rontoknya Su-24 oleh F-16 Turki mengingatkan kejadian serupa pada November 2015 silam.
Roni Sontani