AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Unit pasukan artileri dari 41st Combined Arms Army (OA) Distrik Militer Pusat (CVO) Rusia melaksanakan penembakan pertama sistem peluncur roket multilaras (MLRS) BM-21-1 Grad di Wilayah Kemerovo, barat daya Siberia.
Roket-roket sistem Grad berhasil menghancurkan target dari jarak 40 km. Lokasi sasaran tembak sebelumnya telah diterima Grad melalui sistem elektronik optik Ironia.
Dilaporkan TASS sebelumnya, sejumlah kendaraan MRLS telah memasuki Kemerovo pada awal Februari untuk melaksanakan suatu latihan.
Sistem Grad terbaru diklaim lebih efektif dibanding pendahulunya, khususnya dalam hal efektivitas tempur. Rasio massa bubuk mesiu terhadap massa tubuh roket pun meningkat 10 kali lipat.
Peralatan kendali jarak jauh dan sistem pengendalian tembakan otomatis terdapat di kabin kendaraan tempur.
Sistem kontrol otomatis ini memungkinkan operator melakukan penembakan tanpa harus melaksanakan survei topografi dan geodetik terlebih dahulu. Begitu ditembakkan, roket langsung akan menuju sasarannya.
Lebih hebat lagi, informasi tentang rute dan posisi roket yang diluncurkan dapat ditampilkan dalam mode otomatis.
Sementara itu, pada 2019 Rusia juga mulai gencar memasarkan Tornado-S MRL ke negara lain. Sistem MRLS yang dikembangkan dari Smerch ini lebih berat karena berkaliber 300 mm.
Dibandingkan dengan Smerch, terdapat sejumlah peningkatan karakteristik taktis dan teknis. Khususnya terkait jangkauan dan akurasi yang meningkat signifikan.
Sistem kendali proyektil menggunakan inertial navigation system (INS) dengan dukungan perangkat navigasi berbasis satelit.
Roni Sontani