AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Amerika Serikat (AU AS/USAF) tengah mempertimbangkan untuk memensiunkan sedikitnya 17 unit pembom strategis B-1B Lancer dalam waktu beberapa tahun ke depan.
Hal ini dilakukan mengingat biaya perawatan pesawat makin meningkat akibat penggunaan pesawat ini yang cukup tinggi di medan perang sehingga mengalami kelelahan struktur.
Selain itu, sedang digarapnya proyek pembom siluman terbaru B-21 Raider juga turut menjadi faktor untuk dipensiunkannya Lancer.
USAF saat ini memiliki kurang lebih 60 unit B-1B. Setelah B-21 siap beroperasi, seluruh pembom B-1B akan dilengserkan dari penugasan dinas militernya pada 2036.
Seperti Airspace Review kutip dari pemberiaan AU AS, penghapusan armada B-1B dari dinas skadron pembom strategis akan dilaksanakan secara bertahap.
Sementara itu, Pangkalan Udara Elsworth dan Dyess AFB, disebut-sebut sebagai calon skadron skadron pembom B-1B yang pertama akan dipensiunkan pesawatnya.
Desain pembom strategis B-1 muncul pertama kali tahun 1960-an. Pesawat ini mengombinasikan kecepatan terbang Mach 2 pada B-58 Hustler dan kapasitas muat persenjataan pada B-52.
Meski demikian, setelah prototipe pertama B-1A buatan Rockwell International mengudara perdana pada 23 Desember 1974), pengembangan pesawat ini malah menemui hambatan dan ditunda proyeknya.
USAF tercatat mulai menggunakan B-1B (revisi dari B-1A) sejak 1986. B-1B kemudian masuk dalam jajaran armada kekuatan nuklir Paman Sam pada 1986.
Dua tahun setelah itu, 1988, USAF telah mengoperasikan kurang lebih 100 unit B-1B.
Roni Sontani