AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Produksi massal tank medium Harimau (Kaplan dalam bahasa Turki) hasil kerja sama PT Pindad dari Indonesia dan FNSS Turki mulai dilaksanakan. Sebanyak 18 unit tank Harimau segera dibuat.
Hal ini disampaikan CEO FNSS, Nail Kart, kepada Anadolu Agency (AA) pada 6 Februari lalu. Disebutkan, unit pertama akan mulai diserahkan pada akhir tahun ini dan sisanya akan dikirimkan kepada pemesan (Yonkav TNI AD) pada 2021.
Seperti diketahui, kontrak pembelian tank Harimau dilakukan pada 13 April 2019 di Bandung antara Kementerian Pertahanan RI dengan PT Pindad. Nilai kontrak untuk pengadaan 18 tank Harimau mencapai 135 juta dolar AS.
Proyek tank Harimau mulai diperkenalkan kepada publik dalam ajang Indo Defence 2016 di Kemayoran, Jakarta Pusat. Saat itu tank ini tampil dalam wujud model skala. Baru pada gelaran Indo Defence 2018 FNSS/PT Pindad memboyong dua prototipe tank ini sekaligus.
Tank Harimau dibuat untuk menggantikan tank ringan uzur AMX-13 buatan Perancis. Untuk jangka panjang tank ini juga akan menggantikan tank Scorpion buatan Inggris yang kini masih menjadi andalan Yonkav TNI AD.
Mengenai spesifikasinya, tank Harimau memiliki panjang total termasuk kanon 9,1 m. Smentara badannya saja 6,9 m, lebar 3,3 m, dan tinggi 2,4 m. Untuk mengoperasikannya dibutuhkan tiga awak yakni komandan, pengemudi, dan operator senjata.
Sebagai alat pemukul, tank Harimau dilengkapi kubah senjata buatan CMI, Belgia dengan senjata utama kanon Cockerill 105 mm HP (high pressure). Sebagai senjata sekunder berupa senapan mesin 7,62 mm koaksial.

Tank berbobot 32-35 ton ini digerakkan menggunakan mesin diesel Caterpillar C13 berdaya 711 hp dan dibekali lima transmisi otomatis Allison/Caterpillar X300.
Sang Harimau dapat berlari kencang maksimum 76 km/jam dengan jangkauan operasi mencapai 450 km.
Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tank Harimau juga akan diekspor ke negara lain. Pemasaran di kawasan Asia akan dilaksanakan oleh PT Pindad.
Setidaknya telah ada tiga negara yang telah tertarik untuk mengakuisisi tank Harimau. Pertama datang dari Asia Tenggara yakni Filipina dan Brunei, lalu dari Asia Selatan yakni Bangladesh.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron raider
Beli tanggung amat, hanya 18 unit, padahal tank yg mau digantikan (AMX-13) jumlahnya ratusan unit ?
karena kurangnya anggaran
medium tank seharga tank kelas berat. lebih baik beli/impor tank kelas berat macan (leopard) daripada tank sendiri dengan kualitas masih meragukan, wong komponennya masih juga bnyak impor. teramat mahal
Lah harga MBT Leopard 2a7 itu €14M (sekitar 228M) per-unit. Itu juga blm tentu dijual karena versi terbaru. Paling2 dikasikan versi lama yang dibuat berdasarkan desain tahun jebot. Kalo bisa bikin sendiri yah jelas bikin sendiri lah, minimal ngga bakalan kena embargo dan duitnya bisa dipake Pindad buat investasi jalur mesin baru biar bisa bikin lebih banyak dan lebih cepat.
Rp.111 M/unit, jadi kita mau beli banyak susah.harganya sekelas MBT, bandingkan sama pesaingnya yang sama sama medium tank seperti Otokar “Tulpar” yang harganya cuma Rp.18 M/unit.satu kata dari saya harganya terlalu mahal.
menurut gw sih lebih baik produk dalam negeri dari pada produk luar negeri. harusnya sih kita bangga karena negara kita bisa membuat tank.
USD 135 juta, biaya riset dan pengembangan, tools2 baru dll plus masih batch awal….sangat wajar kalau harganya mahal.
USD 135 juta, dapetnya gak cuma alutsista (dalam hal ini tank ringan) tapi juga know how pembuatan tank, kalo tekun bisa jadi kita akan bisa buat MBT sendiri.
Contoh Korea selatan dengan K2 Black Panther, Salah satu MBT paling mahal di dunia….apakah terus ada yang komen “MBT mahal amat. lebih baik beli/impor tank kelas berat macan (leopard) daripada tank sendiri dengan kualitas masih meragukan, wong komponennya masih juga bnyak impor. teramat mahal” ?
nggak, mereka tetep produksi dan dibeli ratusan dan jadi dasar pengembangan MBT Turki.
Mahal tapi duitnya muter di dalam negeri daripada murah duitnya lari ke negara lain, pilih mana
Filipina sudah confirm membeli dari Israel untuk tank Medium nya, sedangkan Bangladesh sudah confirm memesan Medium Tank ke China, karena harga yang murah, dibanding Tank Harimau.
Pengguna Tank Harimau ya hanya TNI AD, semoga Korps Marinir TNI AL mau memesan juga jenis Tank ini.
Terimakasih pak atas informasinya, sebelumnya saya ingin bertanya mengenai sumber yang menyatakan konfirmasi pembelian negara2 terkait yang tidak jadi membeli Medium Tank buatan Pindad ini? mohon ijin untuk keperluan tugas kuliah saya, terimakasih
Bung .. main ke pindad biar tau bahwa line produksi tank harimau itu bullshit.
Hanya namanya saja yg lokal ..setuju dgn ibu Connie hrs di audit perusahaan2 yg import 100% terus di ganti pakai label Indonesia….. itu namanya apa ??? Penipuan
Produk ini bukan di produksi di Indonesia tapi di turki hampir semua di import namanya saja yg lokal
7 juta dollar untuk medium tank harimau, padahal tank kelas berat amerika juga harganya segitu, jelas proyek korup, semua komponen utama import alias cuma rakit disini.