AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengingatkan lagi TNI Angkatan Udara sebagai garda terkuat dan terunggul Tentara Nasional Indonesia.
Hal itu diangkat KSAU menjadi tema Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU tahun 2020 yang dilaksanakan di Gedung Puri Ardhya Garini, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (30/2).
Dalam Rapim TNI AU yang diikuti oleh 236 peserta itu KSAU bermaksud menunjukkan kesadaran pentingnya kekuatan udara sebagai penangkal sekaligus penindak awal penjaga kedaualatan Indonesia.
“Tema yang saya angkat dalam Rapim TNI AU kali ini adalah TNI Angkatan Udara Profesional, Militan, dan Inovatif sebagai Garda Terkuat dan Terunggul Tentara Nasional Indonesia. Tema ini tidak bermaksud membuat kita merasa superior, namun menunjukkan kesadaran pentingnya kekuatan udara sebagai penangkal sekaligus penindak awal penjaga kedaulatan Indonesia,” ujar Yuyu dalam sambutan pembukaan yang ia bacakan.
Ditambahkan, Rapim TNI AU menjadi momentum pembahasan arah pengembangan kekuatan dan pembinaan kemampuan ke depan. Pembahasan ini adalah untuk mendapatkan jaminan berjalannya fungsi TNI AU.
“Untuk menjamin tercapainya fungsi TNI AU dalam menangkal segala ancaman dan menindak musuh yang datang,” kata alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) 1986 ini.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai pencapaian kebutuhan pokok minimum (MEF), Yuyu mengatakan bahwa dalam pengadaan alutsista terkadang ditemui sejumlah kendala.
Untuk mempercepat pencapaian MEF, kata KSAU, TNI AU akan mendorong sektor pengadaan pembangunan sistem pertahanan udara.
Untuk hal itu dibutuhkan sinergitas dan satu persepsi guna mengejar pencapaian MEF yang diharapkan. Koordinasi, lanjut KSAU, harus dibangun dari atas hingga organisasi bawah.
“Kami menyamakan persepsi seluruh pimpinan di Mabes TNI AU level asisten, Pak Panglima, komandan, gubernur sampai satuan terbawah. Kita bertekad untuk mempercepat agar pencapaian di renstra keempat ini bisa tercapai,” ujar penerbang tempur ini.
Ditambahkan, permasalahan baik itu pengadaan maupun regulasi dari negara penjual sudah diantisipasi agar tahun ini sudah diselesaikan.
Roni Sontani